PM Estonia: Ancaman Nuklir Putin Hanya Kata-kata, Dia Takut Perang dengan NATO!
Selasa, 19 Maret 2024 - 07:45 WIB
“Karena jika kami takut, maka kami mulai melakukan pencegahan—dan inilah yang diinginkan Putin," paparnya.
“Kami juga harus memikirkan apa yang ditakuti Putin—dan dia sebenarnya takut berperang dengan NATO, jadi dia tidak menginginkan hal itu," imbuh dia, yang dilansir Selasa (19/3/2024).
“Dan kami tentu juga tidak menginginkan hal itu."
"Tetapi yang terpenting adalah memahami pesan-pesan yang disampaikannya, sehingga kami akan takut dan menahan diri dari keputusan-keputusan yang akan kami ambil," imbuh dia.
Pekan lalu, Putin mengatakan kepada negara-negara Barat bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang nuklir—dan jika Amerika Serikat mengirimkan pasukan ke Ukraina, hal ini akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang serius.
Namun, Gedung Putih pernah mengatakan tidak ada bukti Rusia ingin menggunakan senjata nuklir dalam waktu dekat.
Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi menyatakan belum ada kondisi yang memungkinkan terjadinya perang nuklir di Ukraina.
Pejabat senior kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, juga meremehkan ancaman presiden Rusia tersebut, dan mengatakan kepada Reuters: “Menyadari bahwa segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, Putin terus menggunakan retorika nuklir klasik."
“Dengan harapan lama Soviet—‘takut dan mundur!’,” paparnya.
Putin baru saja terpilih kembali untuk masa jabatan kelimanya sebagai presiden Rusia setelah menekan semua oposisi yang ada, yang berarti dia secara hukum dapat tetap menjabat hingga setidaknya tahun 2036.
“Kami juga harus memikirkan apa yang ditakuti Putin—dan dia sebenarnya takut berperang dengan NATO, jadi dia tidak menginginkan hal itu," imbuh dia, yang dilansir Selasa (19/3/2024).
“Dan kami tentu juga tidak menginginkan hal itu."
"Tetapi yang terpenting adalah memahami pesan-pesan yang disampaikannya, sehingga kami akan takut dan menahan diri dari keputusan-keputusan yang akan kami ambil," imbuh dia.
Pekan lalu, Putin mengatakan kepada negara-negara Barat bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang nuklir—dan jika Amerika Serikat mengirimkan pasukan ke Ukraina, hal ini akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang serius.
Namun, Gedung Putih pernah mengatakan tidak ada bukti Rusia ingin menggunakan senjata nuklir dalam waktu dekat.
Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi menyatakan belum ada kondisi yang memungkinkan terjadinya perang nuklir di Ukraina.
Pejabat senior kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, juga meremehkan ancaman presiden Rusia tersebut, dan mengatakan kepada Reuters: “Menyadari bahwa segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, Putin terus menggunakan retorika nuklir klasik."
“Dengan harapan lama Soviet—‘takut dan mundur!’,” paparnya.
Putin baru saja terpilih kembali untuk masa jabatan kelimanya sebagai presiden Rusia setelah menekan semua oposisi yang ada, yang berarti dia secara hukum dapat tetap menjabat hingga setidaknya tahun 2036.
Lihat Juga :
tulis komentar anda