Ibu di Gaza Ini Khawatir Anak Terakhirnya akan Meninggal karena Kelaparan
Rabu, 13 Maret 2024 - 10:01 WIB
GAZA - Selama dua bulan terakhir, Fadi al-Zant, bocah lelaki Palestina berusia enam tahun, mengalami penurunan berat badan dengan cepat karena kekurangan obat-obatan dan makanan di Gaza utara yang dikepung Israel.
Zant dirawat di Rumah Sakit Kamal Adwan di kota Beit Lahia, di mana dia dirawat karena kekurangan gizi.
Kondisinya rumit karena dia tidak dapat menerima pengobatan penting untuk fibrosis kistik, penyakit genetik yang dia derita sejak lahir.
“Penyakit ini memerlukan pola makan tertentu, termasuk sayur-sayuran, buah-buahan, telur, kacang-kacangan, dan makanan tumbuk lainnya yang bermanfaat bagi tubuhnya,” ungkap ibunya, Shaimaa, kepada kantor berita Anadolu.
Dokter juga tidak dapat memberinya obat-obatan karena blokade yang sedang berlangsung ke wilayah Gaza.
“Zant telah tinggal di rumah sakit itu selama dua bulan dengan menggunakan ventilator yang membantu membuka saluran udaranya, menerima larutan infus yang diperlukan,” papar ibunya.
Serangan dan pengepungan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 31.000 orang, termasuk sedikitnya 25 orang karena kelaparan. Kebanyakan dari para korban tewas adalah anak-anak dan perempuan, menurut kementerian kesehatan Palestina.
PBB dan badan-badan bantuan lainnya telah berulang kali memperingatkan Gaza berada di ambang kelaparan, karena Israel mencegah masuknya bantuan penyelamat jiwa dari jalur darat di wilayah tersebut.
“Saya takut kehilangan Fadi,” ujar Shaimaa dalam wawancara video, menjelaskan bahwa dia telah kehilangan dua anaknya karena penyakit yang sama dalam beberapa tahun terakhir.
“Saat ini, dia bergantung pada cairan infus dan ventilator, yang memerlukan pasokan listrik terus-menerus, sesuatu yang juga kurang di Jalur Gaza yang terkepung,” ungkap dia.
Shaimaa mengatakan dia berharap anaknya dapat menerima makanan dan pengobatan yang dibutuhkannya, dan dia berharap anaknya dapat melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berobat.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Zant dirawat di Rumah Sakit Kamal Adwan di kota Beit Lahia, di mana dia dirawat karena kekurangan gizi.
Kondisinya rumit karena dia tidak dapat menerima pengobatan penting untuk fibrosis kistik, penyakit genetik yang dia derita sejak lahir.
“Penyakit ini memerlukan pola makan tertentu, termasuk sayur-sayuran, buah-buahan, telur, kacang-kacangan, dan makanan tumbuk lainnya yang bermanfaat bagi tubuhnya,” ungkap ibunya, Shaimaa, kepada kantor berita Anadolu.
Dokter juga tidak dapat memberinya obat-obatan karena blokade yang sedang berlangsung ke wilayah Gaza.
“Zant telah tinggal di rumah sakit itu selama dua bulan dengan menggunakan ventilator yang membantu membuka saluran udaranya, menerima larutan infus yang diperlukan,” papar ibunya.
Serangan dan pengepungan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 31.000 orang, termasuk sedikitnya 25 orang karena kelaparan. Kebanyakan dari para korban tewas adalah anak-anak dan perempuan, menurut kementerian kesehatan Palestina.
PBB dan badan-badan bantuan lainnya telah berulang kali memperingatkan Gaza berada di ambang kelaparan, karena Israel mencegah masuknya bantuan penyelamat jiwa dari jalur darat di wilayah tersebut.
“Saya takut kehilangan Fadi,” ujar Shaimaa dalam wawancara video, menjelaskan bahwa dia telah kehilangan dua anaknya karena penyakit yang sama dalam beberapa tahun terakhir.
“Saat ini, dia bergantung pada cairan infus dan ventilator, yang memerlukan pasokan listrik terus-menerus, sesuatu yang juga kurang di Jalur Gaza yang terkepung,” ungkap dia.
Shaimaa mengatakan dia berharap anaknya dapat menerima makanan dan pengobatan yang dibutuhkannya, dan dia berharap anaknya dapat melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berobat.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)
tulis komentar anda