Rusia Kecam AS Lindungi Rencana Israel Buat Gaza Tak Bisa Dihuni

Rabu, 21 Februari 2024 - 13:27 WIB
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Foto/REUTERS
NEW YORK - Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengecam Amerika Serikat (AS) secara memalukan menutupi rencana Israel untuk membuat Gaza tidak bisa dihuni.

Kecaman itu muncul setelah Amerika memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata di daerah kantong Palestina.

Diusulkan oleh Aljazair, resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata segera di Gaza untuk memungkinkan distribusi bantuan kemanusiaan.

Resolusi ini didukung 13 anggota Dewan Keamanan PBB, sementara Inggris abstain, namun gagal karena AS memilih tidak.



Ini merupakan veto ketiga AS terhadap resolusi terkait Gaza sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada Oktober lalu.

“Hari ini kita menyaksikan halaman hitam lain dalam sejarah Dewan Keamanan PBB,” tegas Nebenzia setelah pemungutan suara.

“Hal ini sekali lagi ditulis oleh delegasi AS, yang memiliki tujuan yang sama, untuk melindungi sekutu terdekatnya di Timur Tengah dan mengulur waktu sebanyak mungkin, sehingga (Israel) dapat menyelesaikan rencananya yang tidak manusiawi di Gaza, yaitu menekan Gaza,” ujar Nebenzia.



Dia menjelaskan, “Warga Palestina keluar dari sektor tersebut dan sepenuhnya 'membersihkan' daerah kantong tersebut, dan secara langsung merasakan, mengubahnya menjadi daerah yang tidak berpenghuni.”

Sebagian besar infrastruktur Gaza telah hancur akibat serangan udara dan artileri Israel selama berbulan-bulan dan sebagian besar dari dua juta penduduknya terpaksa mengungsi di wilayah tersebut.

Israel telah membunuh lebih dari 29.000 warga Palestina sejauh ini, menurut otoritas kesehatan setempat.

Beberapa pejabat Israel telah melontarkan gagasan meratakan Gaza sepenuhnya dan mendeportasi seluruh penduduknya ke Mesir sebagai satu-satunya cara untuk mengalahkan Hamas dan menjamin keamanan Israel.

Keberatan utama AS terhadap usulan Aljazair adalah resolusi itu menuntut gencatan senjata tetapi tidak mensyaratkan pembebasan sandera.

“Menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat tanpa kesepakatan yang mengharuskan Hamas melepaskan sandera tidak akan menghasilkan perdamaian yang bertahan lama,” ujar utusan AS Linda Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan menjelang pemungutan suara.

Dia menambahkan, “Sebaliknya, hal ini bisa memperpanjang pertempuran antara Hamas dan Israel.”

Duta Besar Aljazair Amar Bendjama berpendapat pemungutan suara untuk resolusi tersebut adalah pemungutan suara yang mendukung “hak hidup warga Palestina” sementara pemungutan suara yang menentang “menyiratkan dukungan terhadap kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang dijatuhkan kepada mereka.”

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan kepada dewan tersebut bahwa veto AS adalah pesan kepada Israel bahwa “Israel dapat terus lolos dari pembunuhan.”

Amerika Serikat telah menyiapkan rancangan resolusinya sendiri, menyerukan gencatan senjata “sementara” dan menentang serangan darat Israel terhadap kota Rafah di Gaza selatan, menurut teks yang dilihat Reuters pada Senin.

Namun Thomas-Greenfield tidak berencana untuk “terburu-buru” melakukan pemungutan suara mengenai hal tersebut.

Menurut naskah Amerika, Dewan Keamanan akan “menggarisbawahi dukungannya terhadap gencatan senjata sementara di Gaza sesegera mungkin, berdasarkan formula pembebasan semua sandera, dan seruan untuk menghilangkan semua hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More