Viral Pedagang Mesir Lempar Jeruk ke Atas Truk Bantuan Palestina: Bawa Ini ke Gaza!
Rabu, 21 Februari 2024 - 11:11 WIB
KAIRO - Paman Rabi' menjadi viral di media sosial karena tindakan sederhana yang dilakukannya tanpa mengetahui bahwa dirinya sedang difilmkan.
Penjual buah-buahan dari Mesir selatan itu sedang menjaga kios buahnya ketika truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat di depan jalannya.
Saat Paman Rabi’ mengetahui truk-truk itu akan membantu penduduk Jalur Gaza yang terkepung, emosinya meluap.
Karena tidak tahu bagaimana dia bisa membantu warga Palestina, dia mulai melemparkan jeruk dari kiosnya yang sederhana ke atas truk, sambil mendesak para pengemudi mengirimkan buah-buahan tersebut ke Gaza.
“Truk-truk lewat dari sini dan saya melakukan semua yang Tuhan berikan kepada saya untuk melakukannya. Saya akan berbuat lebih banyak jika saya menemukan seseorang yang dapat membawa kotak-kotak itu bersama saya. Saya bersumpah, saya sendiri akan pergi ke sana, jika itu pilihan,” ungkap Paman Rabi’ dalam video media sosial terpisah.
“Saya doakan mereka menang, saya doakan mereka bahagia, saya doakan mereka bisa membangun kembali negaranya. Saya siap untuk pergi dan membangunnya kembali bersama mereka, untuk memikul beban (dari pundak mereka) dan melakukan segala yang kami bisa,” papar dia.
Meskipun pemerintah negara-negara Arab gagal melakukan tindakan berarti yang dapat menghentikan serangan gencar Israel, masyarakat Arab biasa, bahkan jutaan orang di seluruh dunia, terus melakukan unjuk rasa menuntut gencatan senjata segera dan akuntabilitas hukum, sehingga para pemimpin Israel harus menanggung akibat apa yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 29.000 warga Palestina telah dibunuh Israel, dan 68.883 orang terluka dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Pengungsian itu menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.
Penjual buah-buahan dari Mesir selatan itu sedang menjaga kios buahnya ketika truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat di depan jalannya.
Saat Paman Rabi’ mengetahui truk-truk itu akan membantu penduduk Jalur Gaza yang terkepung, emosinya meluap.
Karena tidak tahu bagaimana dia bisa membantu warga Palestina, dia mulai melemparkan jeruk dari kiosnya yang sederhana ke atas truk, sambil mendesak para pengemudi mengirimkan buah-buahan tersebut ke Gaza.
“Truk-truk lewat dari sini dan saya melakukan semua yang Tuhan berikan kepada saya untuk melakukannya. Saya akan berbuat lebih banyak jika saya menemukan seseorang yang dapat membawa kotak-kotak itu bersama saya. Saya bersumpah, saya sendiri akan pergi ke sana, jika itu pilihan,” ungkap Paman Rabi’ dalam video media sosial terpisah.
“Saya doakan mereka menang, saya doakan mereka bahagia, saya doakan mereka bisa membangun kembali negaranya. Saya siap untuk pergi dan membangunnya kembali bersama mereka, untuk memikul beban (dari pundak mereka) dan melakukan segala yang kami bisa,” papar dia.
Meskipun pemerintah negara-negara Arab gagal melakukan tindakan berarti yang dapat menghentikan serangan gencar Israel, masyarakat Arab biasa, bahkan jutaan orang di seluruh dunia, terus melakukan unjuk rasa menuntut gencatan senjata segera dan akuntabilitas hukum, sehingga para pemimpin Israel harus menanggung akibat apa yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 29.000 warga Palestina telah dibunuh Israel, dan 68.883 orang terluka dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Pengungsian itu menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda