Houthi Tembak Jatuh Drone Canggih MQ-9 Reaper AS Seharga Rp500 Miliar
Selasa, 20 Februari 2024 - 10:40 WIB
SANAA - Kelompok Houthi di Yaman mengumumkan bahwa pasukannya telah menembak jatuh pesawat nirawak (drone) canggih MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS) di Hodeidah, Senin.
Serangan tersebut akan menjadi pukulan menyakitkan bagi Amerika mengingat drone canggih itu sangat mahal, yakni sekitar USD32 juta (lebih dari Rp500 miliar).
“Pertahanan udara Yaman mampu menembak jatuh sebuah pesawat Amerika (MQ-9) dengan rudal yang sesuai saat pesawat tersebut menjalankan misi permusuhan terhadap negara kami atas nama entitas Zionis,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree di platform media sosial X, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (20/2/2024).
Pentagon mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat tak berawak AS telah jatuh. Kendati demikian, Amerika masih melakukan investigasi atas klaim Houthi sebagai kelompok di balik jatuhnya drone tersebut.
Pada hari Senin, The New York Times dan CNN melaporkan bahwa para pejabat AS kini sedang menyelidiki klaim Houthi.
Houthi terakhir kali menjatuhkan drone Reaper pada bulan November, menurut Pentagon, dan berusaha memulihkan pesawat nirawak yang mahal tersebut.
Drone MQ-9 Reaper adalah aset intelijen dan pengawasan AS, tetapi juga dapat dipersenjatai dengan rudal, termasuk rudal hell-fire yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan bilah panjang yang digunakan untuk pembunuhan yang ditargetkan.
Kelompok Houthi menjadi terkenal di dunia karena serangan berani mereka terhadap kapal komersial dan militer, yang mereka katakan sebagai respons terhadap invasi Israel ke Gaza, Palestina.
Salah satu tindakan pertama mereka pada bulan November adalah pembajakan kapal Galaxy milik taipan bisnis Israel, Rami Ungar.
Sejak itu, Houthi telah memperluas serangan mereka dari kapal yang terkait dengan Israel ke kapal komersial dan militer yang memiliki hubungan dengan AS dan Inggris, sebagai tanggapan atas serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok tersebut.
Pada hari Sabtu, AS mengatakan pihaknya melancarkan lima serangan terhadap rudal jelajah anti-kapal mobile Houthi, sebuah drone terapung, dan satu drone bawah air.
Serangan tersebut akan menjadi pukulan menyakitkan bagi Amerika mengingat drone canggih itu sangat mahal, yakni sekitar USD32 juta (lebih dari Rp500 miliar).
“Pertahanan udara Yaman mampu menembak jatuh sebuah pesawat Amerika (MQ-9) dengan rudal yang sesuai saat pesawat tersebut menjalankan misi permusuhan terhadap negara kami atas nama entitas Zionis,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree di platform media sosial X, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (20/2/2024).
Pentagon mengonfirmasi bahwa sebuah pesawat tak berawak AS telah jatuh. Kendati demikian, Amerika masih melakukan investigasi atas klaim Houthi sebagai kelompok di balik jatuhnya drone tersebut.
Pada hari Senin, The New York Times dan CNN melaporkan bahwa para pejabat AS kini sedang menyelidiki klaim Houthi.
Houthi terakhir kali menjatuhkan drone Reaper pada bulan November, menurut Pentagon, dan berusaha memulihkan pesawat nirawak yang mahal tersebut.
Drone MQ-9 Reaper adalah aset intelijen dan pengawasan AS, tetapi juga dapat dipersenjatai dengan rudal, termasuk rudal hell-fire yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan bilah panjang yang digunakan untuk pembunuhan yang ditargetkan.
Kelompok Houthi menjadi terkenal di dunia karena serangan berani mereka terhadap kapal komersial dan militer, yang mereka katakan sebagai respons terhadap invasi Israel ke Gaza, Palestina.
Salah satu tindakan pertama mereka pada bulan November adalah pembajakan kapal Galaxy milik taipan bisnis Israel, Rami Ungar.
Sejak itu, Houthi telah memperluas serangan mereka dari kapal yang terkait dengan Israel ke kapal komersial dan militer yang memiliki hubungan dengan AS dan Inggris, sebagai tanggapan atas serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok tersebut.
Pada hari Sabtu, AS mengatakan pihaknya melancarkan lima serangan terhadap rudal jelajah anti-kapal mobile Houthi, sebuah drone terapung, dan satu drone bawah air.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda