7 Dampak Kematian Alexei Navalny bagi Gerakan Oposisi terhadap Presiden Putin
Sabtu, 17 Februari 2024 - 23:23 WIB
MOSKOW - Kematian kritikus Kremlin Alexei Navalny membuat lawan-lawan Presiden Vladimir Putin kehilangan pemimpin mereka yang paling tangguh dan orang yang, bagi sebagian orang, mewujudkan harapan masa depan yang lebih baik di Rusia.
Layanan penjara Rusia mengatakan Navalny, 47, pingsan dan meninggal pada hari Jumat setelah berjalan-jalan di koloni hukuman Arktik, sebuah pernyataan yang tidak dapat dikonfirmasi oleh sekutu dan istrinya.
Navalny sejauh ini merupakan pemimpin oposisi yang paling menonjol sejak menjadi terkenal secara internasional selama protes jalanan pada tahun 2011, dan beberapa pendukungnya percaya bahwa dia pada akhirnya akan bebas dan menjadi pemimpin Rusia.
Foto/Reuters
Kematiannya, jika dikonfirmasi, akan membuat kelompok-kelompok penentang Putin tidak punya tokoh, dan tidak ada kandidat yang jelas untuk mencoba mengubah ketidakpuasan atas kematiannya menjadi protes massal.
“Kematian ini adalah tentang kita semua,” kata Andrei Kolesnikov, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Centre, dilansir Reuters. "Tentang masyarakat yang acuh tak acuh. Tentang kekejaman yang sembrono. Tentang hilangnya harapan."
“Sekarang panglima tertinggi kita tidak memiliki persaingan – dia sekarang adalah Solus Rex, satu-satunya raja,” katanya.
Layanan penjara Rusia mengatakan Navalny, 47, pingsan dan meninggal pada hari Jumat setelah berjalan-jalan di koloni hukuman Arktik, sebuah pernyataan yang tidak dapat dikonfirmasi oleh sekutu dan istrinya.
Navalny sejauh ini merupakan pemimpin oposisi yang paling menonjol sejak menjadi terkenal secara internasional selama protes jalanan pada tahun 2011, dan beberapa pendukungnya percaya bahwa dia pada akhirnya akan bebas dan menjadi pemimpin Rusia.
7 Dampak Kematian Alexei Navalny bagi Gerakan Oposisi terhadap Presiden Putin
1. Kelompok Oposisi Rusia Tidak Memiliki Pemimpin
Foto/Reuters
Kematiannya, jika dikonfirmasi, akan membuat kelompok-kelompok penentang Putin tidak punya tokoh, dan tidak ada kandidat yang jelas untuk mencoba mengubah ketidakpuasan atas kematiannya menjadi protes massal.
“Kematian ini adalah tentang kita semua,” kata Andrei Kolesnikov, peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Centre, dilansir Reuters. "Tentang masyarakat yang acuh tak acuh. Tentang kekejaman yang sembrono. Tentang hilangnya harapan."
“Sekarang panglima tertinggi kita tidak memiliki persaingan – dia sekarang adalah Solus Rex, satu-satunya raja,” katanya.
tulis komentar anda