5 Negara Timur Tengah Menentang Invasi Darat Israel ke Rafah, Mungkinkan Perang Arab dan Israel Akan Terulang?

Minggu, 11 Februari 2024 - 20:02 WIB
Invasi darat Israel ke Rafah akan memicu perang Arab dan Zionis. Foto/Reuters
GAZA - Sedikitnya lima negara Timur Tengah menentang rencana invasi darat Israel ke Rafah yang berbatasan langsung dengan Mesir. Banyak pihak khawatir invasi tersebut akan memicu terulangnya Perang Arab melawan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk mengajukan rencana ganda untuk mengevakuasi warga Palestina dari Rafah. Padahal, Rafah adalah rumah bagi lebih dari 2 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang, dan untuk mengalahkan “batalion Hamas” yang tersisa.

PBB mengatakan sekitar setengah dari 2,4 juta penduduk Gaza kini berlindung di kota tersebut. Apalagi, banyak dari mereka tidur di luar tenda dan tempat penampungan sementara, serta meningkatnya kekhawatiran mengenai kekurangan makanan, air dan sanitasi.

5 Negara Timur Tengah Menentang Invasi Darat Israel ke Rafah, Mungkinkan Perang Arab dan Israel Akan Terulang?

1. Kuwait



Foto/Reuters



Kementerian Luar Negeri Kuwait “menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap rencana pasukan pendudukan Israel untuk menyerang kota Rafah di Jalur Gaza setelah mendeportasi secara paksa warga sipilnya.”

Pernyataan tersebut menegaskan kembali sikap Kuwait yang menolak “praktik agresif dan skema pengungsian terhadap rakyat Palestina.”

Mereka juga menegaskan kembali posisinya yang mendesak “komunitas internasional dan Dewan Keamanan untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi warga sipil Palestina yang tidak bersalah.”

Badan tersebut mendorong “pengaktifan mekanisme akuntabilitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan resolusi internasional yang sah.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More