Sudah Berkuasa 20 Tahun, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Menang Pilpres 92% Suara

Kamis, 08 Februari 2024 - 10:11 WIB
Dia akan menjadi pusat perhatian pada bulan November ketika Azerbaijan, negara yang sangat bergantung pada pendapatan dari bahan bakar fosil, menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim PBB.

Berbicara sebelum pemungutan suara dibuka pada pukul 04.00 GMT, warga Baku berusia 52 tahun, Sevda Mirzoyeva, mengatakan dia akan memilih Aliyev. "Yang mengembalikan tanah kami, yang telah diduduki selama bertahun-tahun," katanya.

Jumlah pemilih yang berpartisipasi sangat besar, dan para pejabat pemilu mengatakan bahwa lebih dari 76 persen pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara mereka selama 11 jam pemungutan suara.

Bahkan sebelum hasil awal diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat, beberapa ratus orang yang membawa bendera Azerbaijan berkumpul di Baku, merayakan terpilihnya kembali Aliyev dengan tarian dan nyanyian.

Kantor Aliyev juga melaporkan berbagai pesan ucapan selamat dari para pemimpin dunia, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, dan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Aliyev telah menyatakan bahwa dia ingin pemilu ini menandai awal era baru, di mana Azerbaijan memiliki kendali penuh atas wilayahnya.

Pada hari Rabu, dia dan keluarganya memberikan suara mereka di Khankendi, sebuah kota yang disebut Stepanakert oleh orang Armenia ketika kota itu menjadi markas besar pemerintah separatis.

Wilayah tersebut, yang dikenal secara internasional sebagai Nagorno-Karabakh, dan sebagian besar wilayah di sekitarnya berada di bawah kendali penuh pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia pada akhir perang separatis pada tahun 1994.

Azerbaijan merebut kembali sebagian Nagorno-Karabakh dan sebagian besar wilayah sekitarnya pada tahun 2020 dalam perang enam minggu, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

Pada bulan Desember 2022, Azerbaijan mulai memblokir jalan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Armenia, sehingga menyebabkan kekurangan pangan dan bahan bakar, dan kemudian melancarkan serangan kilat pada bulan September yang berhasil mengusir pasukan separatis hanya dalam satu hari dan memaksa mereka untuk meletakkan senjata.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More