Serangan Israel Menggila di Rafah Gaza, Dunia Hanya Menonton
Minggu, 04 Februari 2024 - 13:13 WIB
TEL AVIV - Pasukan Israel meningkatkan serangan mereka di kota Rafah di Gaza selatan ketika jet tempur mereka menyerang tiga rumah, menewaskan 24 orang dan melukai puluhan orang lainnya pada Sabtu malam (3/2/2024).
Kementerian Kesehatan mengumumkan kabar terbaru tersebut. Rafah merupakan kota padat penduduk dengan para pengungsi berlindung di sana dari seluruh Jalur Gaza yang terkepung.
Pada Jumat, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengkonfirmasi tentara Israel sedang bersiap untuk pindah ke Rafah.
Namun, media Israel melaporkan pada Sabtu bahwa Tel Aviv telah berjanji kepada Mesir bahwa mereka tidak akan memulai operasi di Rafah sebelum mengurangi populasinya.
Menurut media Israel, pemerintah Israel akan memindahkan para pengungsi ke Khan Yunis atau Deir Al-Balah dan tidak kembali ke bagian utara Gaza.
Laporan Israel menyatakan ini adalah bukti tentara penjajah Zionis telah memaksa penduduk dari bagian utara Gaza ke bagian selatan dengan keputusan politik yang dimaksudkan untuk menggunakan mereka sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan gencatan senjata.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan lebih dari 100.000 warga Palestina tewas, terluka, atau hilang dan diperkirakan tewas di Jalur Gaza yang terkepung.
Hal ini terjadi setelah lebih dari tiga bulan pemboman intensif Israel terhadap daerah kantong tersebut.
Kementerian Kesehatan mengumumkan kabar terbaru tersebut. Rafah merupakan kota padat penduduk dengan para pengungsi berlindung di sana dari seluruh Jalur Gaza yang terkepung.
Pada Jumat, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengkonfirmasi tentara Israel sedang bersiap untuk pindah ke Rafah.
Namun, media Israel melaporkan pada Sabtu bahwa Tel Aviv telah berjanji kepada Mesir bahwa mereka tidak akan memulai operasi di Rafah sebelum mengurangi populasinya.
Menurut media Israel, pemerintah Israel akan memindahkan para pengungsi ke Khan Yunis atau Deir Al-Balah dan tidak kembali ke bagian utara Gaza.
Laporan Israel menyatakan ini adalah bukti tentara penjajah Zionis telah memaksa penduduk dari bagian utara Gaza ke bagian selatan dengan keputusan politik yang dimaksudkan untuk menggunakan mereka sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan gencatan senjata.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan lebih dari 100.000 warga Palestina tewas, terluka, atau hilang dan diperkirakan tewas di Jalur Gaza yang terkepung.
Hal ini terjadi setelah lebih dari tiga bulan pemboman intensif Israel terhadap daerah kantong tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda