Lebih dari 100.000 Orang Tewas, Terluka, dan Hilang di Gaza

Minggu, 04 Februari 2024 - 10:58 WIB
Tank-tank Israel berada di Jalur Gaza pada 12 November 2023. Foto/REUTERS
GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan lebih dari 100.000 warga Palestina tewas, terluka, atau hilang dan diperkirakan tewas di Jalur Gaza yang terkepung.

Hal ini terjadi setelah lebih dari tiga bulan pemboman intensif Israel terhadap daerah kantong tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengkonfirmasi total 27.131 warga Palestina tewas, dan 66.287 orang terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai 7 Oktober.



“Pada saat yang sama, risiko kelaparan tinggi dan meningkat setiap hari,” ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Kamis (1/2/2024).

Ghebreyesus mengatakan tim badan tersebut di lapangan melaporkan “meningkatnya kekurangan makanan bagi staf medis dan pasien yang hanya makan satu kali sehari.”

Ketua WHO menekankan, “Kami terus menyerukan akses yang aman bagi personel dan pasokan kemanusiaan.”

Dia mengatakan, “WHO menghadapi kesulitan besar dalam upaya mencapai rumah sakit di Gaza selatan, dengan pertempuran sengit dilaporkan terjadi di dekat rumah sakit di Khan Yunis, sangat mengganggu akses ke fasilitas kesehatan, pasien, petugas kesehatan, dan pasokan.”

Selama misi PBB pada Senin, WHO mengirimkan pasokan medis ke Kompleks Medis Nasser.

“Misi lain untuk mengirimkan bahan bakar dan makanan ditolak,” papar dia.

Dia menjelaskan, meskipun terdapat tantangan, Rumah Sakit Nasser terus menawarkan layanan kesehatan, “meskipun dengan kapasitas yang dikurangi.”

Rumah sakit ini beroperasi dengan satu ambulans, dan “kereta keledai digunakan untuk mengangkut pasien.”

Pelayanan Kesehatan Harus Dilindungi



Dia juga menceritakan, “Kemarin kami kembali berupaya memberikan makanan ke Nasser, namun karena penundaan, makanan tersebut diambil dari truk oleh orang banyak yang juga sangat membutuhkan makanan.”

“Kami terus menyerukan agar layanan kesehatan dilindungi dan tidak diserang atau dimiliterisasi, dan kami terus menyerukan gencatan senjata,” papar ketua WHO tersebut.

Sebelumnya pada Sabtu, dia mengatakan di X bahwa, “22,000 orang berlindung di Rumah Sakit Eropa di Gaza karena pertempuran intensif yang sedang berlangsung di Khan Yunis, yang juga menghambat akses ke rumah sakit.”

“Tim WHO dan mitranya menyaksikan kepadatan yang ekstrim di dalam fasilitas, kondisi yang benar-benar tidak manusiawi bagi pasien, petugas kesehatan, dan mereka yang tidak memiliki tempat berlindung yang aman,” ujar dia.

Ghebreyesus juga mengatakan dia “Ngeri dengan laporan tentang pembunuhan warga sipil, termasuk staf RCS Palestina, di kompleks rumah sakit Al Amal hari ini dan dalam dua hari terakhir di Khan Yunis, Gaza.”

Dia menekankan, “Kita tidak bisa mengatakannya lebih keras: rumah sakit harus dilindungi, tidak diserang atau dimiliterisasi. Gencatan senjata!"

Seruan itu jelas sia-sia karena Israel terus melanjutkan genosida di Gaza dengan perlindungan penuh Amerika Serikat dari sanksi internasional.

Washington terus menjadi pemasok senjata yang digunakan rezim kolonial Zionis untuk membunuh warga sipil Palestina.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More