5 Strategi AS dalam Serangan Balas Dendam ke Irak dan Suriah, Salah Satunya Pendekatan Goldilocks
Minggu, 04 Februari 2024 - 20:20 WIB
WASHINGTON - Hampir seminggu setelah serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS, serangan balasan terhadap milisi yang didukung Iran telah dimulai.
Serangan tersebut telah diperkirakan terjadi selama beberapa hari, dan untuk sementara, pemerintahan Biden mulai menghadapi pertanyaan dan kritik dari Partai Republik mengenai waktu dan kekuatan tanggapan AS.
Foto/Reuters
Namun para ahli kebijakan luar negeri percaya bahwa pendekatan tersebut memungkinkan Iran untuk menarik personelnya, sehingga berpotensi menghindari konflik yang lebih luas antara AS dan Iran.
“Hal ini akan memungkinkan mereka menurunkan kapasitas milisi yang didukung Iran untuk menyerang pasukan AS, namun tidak meningkatkan eskalasinya,” kata Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah, kepada BBC. “Meskipun hal ini sepertinya tidak akan menjadi pencegah serangan di masa depan.”
Manfaat utamanya, katanya, adalah “menghindari perang langsung” antara AS dan Iran.
AS menyerang Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah, di tujuh lokasi secara total. Para pembom mencapai 85 sasaran individu
“Biarlah semua orang yang ingin menyakiti kita mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan meresponsnya,” kata Presiden Joe Biden.
Serangan tersebut telah diperkirakan terjadi selama beberapa hari, dan untuk sementara, pemerintahan Biden mulai menghadapi pertanyaan dan kritik dari Partai Republik mengenai waktu dan kekuatan tanggapan AS.
5 Strategi AS dalam Serangan Dendam Dendam, Salah Satunya Pendekatan Goldilocks
1. Menghindari Perang Terbuka AS dan Iran
Foto/Reuters
Namun para ahli kebijakan luar negeri percaya bahwa pendekatan tersebut memungkinkan Iran untuk menarik personelnya, sehingga berpotensi menghindari konflik yang lebih luas antara AS dan Iran.
“Hal ini akan memungkinkan mereka menurunkan kapasitas milisi yang didukung Iran untuk menyerang pasukan AS, namun tidak meningkatkan eskalasinya,” kata Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah, kepada BBC. “Meskipun hal ini sepertinya tidak akan menjadi pencegah serangan di masa depan.”
Manfaat utamanya, katanya, adalah “menghindari perang langsung” antara AS dan Iran.
AS menyerang Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah, di tujuh lokasi secara total. Para pembom mencapai 85 sasaran individu
“Biarlah semua orang yang ingin menyakiti kita mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan meresponsnya,” kata Presiden Joe Biden.
tulis komentar anda