Serangan Balas Dendam AS Targetkan Pasukan Iran dan Afiliasinya, Gunakan 125 Amunisi Presisi
Sabtu, 03 Februari 2024 - 07:38 WIB
BAGHDAD - Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan balas dendam di Irak dan Suriah pada Sabtu (3/2/2024) dini hari menargetkan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok afiliasinya.
Serangan udara yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh ini menghantam lebih dari 85 target. Menurut militer Washington sebanyak 125 amunisi presisi digunakan dalam serangan besar-besaran ini.
Ini adalah aksi balasan untuk serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu, di mana tiga tentara AS tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
"Pada pukul 16.00 2 Februari (waktu Wasington atau Sabtu dini hari waktu Baghdad), pasukan Komando Pusat (CENTCOM) AS melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi," lanjut pernyataan CENTCOM.
"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi," imbuh CENTCOM.
Dua pejabat Amerika yang berbicara secara anonim kepada CNN mengatakan pengeboman balas dendam ini menandai awal dari apa yang mungkin akan menjadi serangkaian serangan Washington berskala lebih besar terhadap para milisi yang didukung Teheran.
Pada Minggu malam lalu, serangan drone menghantam pangkalan militer AS di Yordania yang berdekatan dengan Suriah—dikenal sebagai Tower 22". Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan alasan Amerika mendukung Israel melakukan pengeboman brutal di Gaza, Palestina.
Serangan udara yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh ini menghantam lebih dari 85 target. Menurut militer Washington sebanyak 125 amunisi presisi digunakan dalam serangan besar-besaran ini.
Ini adalah aksi balasan untuk serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu, di mana tiga tentara AS tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
"Pada pukul 16.00 2 Februari (waktu Wasington atau Sabtu dini hari waktu Baghdad), pasukan Komando Pusat (CENTCOM) AS melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi," lanjut pernyataan CENTCOM.
"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi," imbuh CENTCOM.
Dua pejabat Amerika yang berbicara secara anonim kepada CNN mengatakan pengeboman balas dendam ini menandai awal dari apa yang mungkin akan menjadi serangkaian serangan Washington berskala lebih besar terhadap para milisi yang didukung Teheran.
Pada Minggu malam lalu, serangan drone menghantam pangkalan militer AS di Yordania yang berdekatan dengan Suriah—dikenal sebagai Tower 22". Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan alasan Amerika mendukung Israel melakukan pengeboman brutal di Gaza, Palestina.
Lihat Juga :
tulis komentar anda