Jika Terpilih, Biden Tak Akan Pindahkan Kedubes AS dari Yerusalem
Kamis, 30 April 2020 - 20:35 WIB
WASHINGTON - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden mengatakan, ia akan memastikan kedutaan AS di Israel tetap di Yerusalem jika kelak terpilih sebagai orang nomor satu di AS. Meskipun sebelumnya ia tidak setuju dengan keputusan kontroversial Donald Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Mantan Wakil Presiden AS itu mengatakan, kedutaan tidak seharusnya dipindahkan, tanpa keputusan tersebut menjadi bagian dari perjanjian damai Timur Tengah yang lebih luas antara Israel dan Palestina.
"Tapi sekarang setelah selesai, saya tidak akan memindahkan kedutaan kembali ke Tel Aviv," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (30/4/2020).
"Saya kan membuka kembali konsulat di Yerusalem untuk melibatkan Palestina dan pemerintahan saya akan mendesak kedua belah pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga prospek solusi dua negara tetap hidup," sambungnya.
Lokasi kedutaan AS adalah masalah panas, status Yerusalem adalah salah satu masalah yang paling diperdebatkan dalam konflik Israel-Palestina. Israel merebut kendali atas Yerusalem timur pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Israel menganggap kota itu sebagai Ibu Kota mereka dan tidak akan pernah berniat untuk membaginya. Palestina, di sisi lain, percaya bahwa timur diduduki secara ilegal dan melihatnya sebagai Ibu Kota negara masa depan mereka.
Trump menghancurkan status quo ketika ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mengumumkan keputusannya untuk memindahkan kedutaan AS ke kota tersebut pada Desember 2017. Dia telah berulang kali membual bahwa dia adalah presiden AS paling pro-Israel dalam sejarah dan telah memangkas bantuan kepada Palestina sambil memberikan konsesi besar kepada Israel.
Mantan Wakil Presiden AS itu mengatakan, kedutaan tidak seharusnya dipindahkan, tanpa keputusan tersebut menjadi bagian dari perjanjian damai Timur Tengah yang lebih luas antara Israel dan Palestina.
"Tapi sekarang setelah selesai, saya tidak akan memindahkan kedutaan kembali ke Tel Aviv," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (30/4/2020).
"Saya kan membuka kembali konsulat di Yerusalem untuk melibatkan Palestina dan pemerintahan saya akan mendesak kedua belah pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga prospek solusi dua negara tetap hidup," sambungnya.
Lokasi kedutaan AS adalah masalah panas, status Yerusalem adalah salah satu masalah yang paling diperdebatkan dalam konflik Israel-Palestina. Israel merebut kendali atas Yerusalem timur pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Israel menganggap kota itu sebagai Ibu Kota mereka dan tidak akan pernah berniat untuk membaginya. Palestina, di sisi lain, percaya bahwa timur diduduki secara ilegal dan melihatnya sebagai Ibu Kota negara masa depan mereka.
Trump menghancurkan status quo ketika ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mengumumkan keputusannya untuk memindahkan kedutaan AS ke kota tersebut pada Desember 2017. Dia telah berulang kali membual bahwa dia adalah presiden AS paling pro-Israel dalam sejarah dan telah memangkas bantuan kepada Palestina sambil memberikan konsesi besar kepada Israel.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda