Bagaimana Strategi AS jika Perang China dan Taiwan Pecah?

Rabu, 31 Januari 2024 - 23:23 WIB
Badan logistik militer AS, Komando Transportasi AS (TransCom), telah mencapai kesuksesan besar: menyalurkan lebih dari 660 juta pon peralatan dan lebih dari 2 juta butir artileri kepada militer Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Mendukung Taiwan, yang terletak sekitar 100 mil dari pantai Tiongkok, akan jauh lebih sulit, demikian pengakuan para pejabat dan pakar AS.

AS belum secara resmi mengatakan akan melakukan intervensi jika China menyerang Taiwan, namun Presiden Joe Biden telah berulang kali menyatakan bahwa ia akan mengerahkan pasukan AS untuk mempertahankan pulau tersebut.

Xi telah memerintahkan militernya untuk siap mengambil alih Taiwan pada tahun 2027. Namun banyak analis melihat hal itu sebagai upaya untuk memperkuat militernya dan bukan sebagai batas waktu untuk melakukan invasi.

3. Memprioritaskan Pasokan Amunisi

Seorang pejabat senior militer A.S., yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan pasokan amunisi berada di urutan teratas daftar prioritas di Indo-Pasifik, diikuti oleh bahan bakar, makanan, dan harga cadangan.

"Jika kita kehabisan bahan untuk ditembak... itu akan menjadi masalah besar," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa perencanaan untuk kemungkinan darurat di Taiwan sudah berjalan dengan baik.

Para pejabat AS memperingatkan bahwa jika terjadi konflik besar, kapal-kapal Angkatan Laut bisa dengan cepat kehabisan pertahanan rudal.

Dalam latihan perang yang diselenggarakan pada bulan April, China bersiap menghadapi serangan amfibi terhadap Taiwan dengan serangan udara dan rudal besar-besaran terhadap pangkalan AS di wilayah tersebut. Itu termasuk pangkalan angkatan laut AS di pulau Okinawa, Jepang, dan Pangkalan Udara Yokota di barat Tokyo.

4. Membangun Gudang Militer di Australia

Potensi dampak serangan terhadap pusat logistik AS, kapal pengisian bahan bakar, dan tanker pengisian bahan bakar di udara, merupakan “seruan untuk membangunkan” bagi banyak anggota parlemen, kata Becca Wasser dari wadah pemikir Center for a New American Security (CNAS), yang menjalankan latihan perang tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More