Intelijen Israel Tuding 190 Staf PBB di Gaza Berafiliasi dengan Hamas dan Jihad Islam

Senin, 29 Januari 2024 - 20:55 WIB


Lebih dari 10 negara, termasuk donor utama Amerika Serikat dan Jerman, telah menghentikan pendanaan mereka untuk badan tersebut.

Hal ini merupakan masalah besar bagi lembaga yang menjadi tumpuan lebih dari separuh dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza untuk mendapatkan bantuan sehari-hari, dan lembaga ini telah mengalami kesulitan akibat perang Israel terhadap Hamas di daerah kantong tersebut.

UNRWA mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya tidak akan dapat melanjutkan operasi di Gaza dan seluruh wilayah setelah akhir Februari jika pendanaan tidak dilanjutkan.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB dibentuk untuk para pengungsi perang tahun 1948 saat berdirinya Israel di wilayah yang dulunya merupakan wilayah Palestina yang dikuasai Inggris. Hal ini juga merawat jutaan keturunan pengungsi asli di wilayah Palestina dan luar negeri.

Israel telah lama menuduh UNRWA melanggengkan konflik dengan menghambat pemukiman kembali pengungsi, dan kadang-kadang mengatakan staf badan tersebut ikut serta dalam serangan bersenjata terhadap UNRWA.

UNRWA membantah melakukan kesalahan dan menggambarkan perannya hanya sebagai bantuan saja.

“Dari informasi intelijen, dokumen dan kartu identitas yang disita selama pertempuran, kini dimungkinkan untuk menandai sekitar 190 anggota pejuang Hamas dan Jihad Islam yang bertugas sebagai pegawai UNRWA,” kata dokumen berbahasa Ibrani itu.

Mereka menuduh Hamas “secara metodis dan sengaja mengerahkan infrastruktur pejuangnya di berbagai fasilitas dan aset PBB”, termasuk sekolah. Hamas membantah hal itu.

Dua orang yang diduga anggota Hamas yang dikutip dalam dokumen tersebut digambarkan telah "dihilangkan" atau dibunuh oleh pasukan Israel. Orang Palestina ke-12 yang nama dan fotonya diberikan dikatakan tidak memiliki keanggotaan faksi dan telah menyusup ke Israel pada 7 Oktober.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More