Perang Melawan Hamas di Gaza, 12.500 Tentara Israel Cacat

Sabtu, 06 Januari 2024 - 08:10 WIB
Setidaknya 12.500 tentara Israel menderita cacat akibat perang melawan Hamas di Gaza, Palestina. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Setidaknya 12.500 tentara Israel diperkirakan cacat akibat perang melawan Hamas di Gaza, Palestina.

Menurut laporan media Israel, Yediot Ahronoth, estimasi angka itu disampaikan sebuah perusahaan yang disewa oleh Kementerian Pertahanan Israel untuk melakukan penilaian cedera di antara tentara.

"Angka 12.500 adalah perkiraan yang konservatif dan hati-hati. Jumlah kasus yang meminta pengakuan disabilitas bisa mencapai 20.000," bunyi laporan perusahaan tersebut.

Lembaga rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel saat ini merawat 60.000 tentara Israel yang cacat.





Setidaknya 5.000 telah diterima di lembaga tersebut pada tahun 2023, termasuk 3.400 diterima sejak 7 Oktober. Angka-angka ini hanya mencakup tentara, dan bukan warga sipil.

Laporan Yediot Ahronoth, yang dilansir Sabtu (6/1/2024), mengatakan angka-angka tersebut, bersama dengan data resmi lainnya, menunjukkan bahwa jumlah korban cedera yang diberikan oleh Angkatan Darat selama perang memiliki beberapa perbedaan.

Pada akhir Desember, Kementerian Pertahanan mengatakan jumlah tentara Israel yang terluka sejak 7 Oktober telah mencapai 3.000 orang, dan Angkatan Darat Israel mengatakan lebih dari 2.300 orang telah menjadi cacat.

Jumlah korban cedera yang dilaporkan oleh Angkatan Darat Israel sebelumnya dipertanyakan, karena jumlah korban dari rumah sakit jauh melebihi jumlah yang dipublikasikan oleh Angkatan Darat.

Menurut laporan Yediot Ahronoth, penambahan ribuan tentara lagi ke dalam layanan rehabilitasi dapat menimbulkan tantangan finansial dan logistik terhadap program tentara penyandang disabilitas yang sudah dikritik.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa Israel mungkin menghadapi kasus-kasus baru yang serupa dengan yang dialami Itzik Saidian, seorang tentara Israel yang berpartisipasi dalam perang Gaza tahun 2014 dan membakar dirinya pada tahun 2021 di luar kantor rehabilitasi Kementerian Pertahanan, setelah merasa “dipermalukan setiap kali melakukan kontak” dengan kementerian.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More