Ancam Kim Jong-un, AS Kerahkan Bomber Nuklir B-1B Tandem dengan Jet Tempur Sekutu
Jum'at, 22 Desember 2023 - 15:27 WIB
SEOUL - Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan sepasang pesawat pengebom nuklir B-1B, yang tandem dengan jet tempur F-16 Amerika, F-15K Korea Selatan dan F-2 Jepang, ke dekat Semenanjung Korea.
Manuver Amerika dan sekutunya itu berlangsung pada hari Rabu. Mengutip laporan Newsweek, Jumat (22/12/2023), manuver itu untuk mengancam pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un setelah militernya menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 yang mampu meluncurkan serangan nuklir ke daratan AS pada Senin lalu.
Komando Indo-Pasifik (INDOPACOM) AS mengatakan sepasang pesawat pengebom strategis jarak jauh B-1B, yang dapat membawa muatan senjata konvensional maupun nuklir dalam jumlah besar, ikut serta dalam latihan udara trilateral kedua mereka tahun ini.
!
“Interoperabilitas tingkat tinggi yang berkelanjutan dari pasukan kolektif kita menunjukkan kekuatan hubungan trilateral dengan sekutu kita, Jepang dan Republik Korea (Korea Selatan). Kerja sama internasional kita mencerminkan nilai-nilai bersama dan tekad kita melawan pihak-pihak yang menantang stabilitas regional,” bunyi pernyataan INDOPACOM.
Kepala Staf Gabungan di Seoul mengatakan pelatihan tersebut—yang dimaksudkan untuk melawan serangan nuklir Korea Utara—berlangsung di Pulau Jeju di selatan Korea Selatan di Laut China Timur.
Ini adalah ke-13 kalinya pesawat pengebom AS dikerahkan di dekat atau di Semenanjung Korea pada tahun ini.
Rezim Pyongyang mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah berhasil menguji tembak ICBM terbaru dan terbesar yang dimilikinya, Hwasong-18, yang digerakkan oleh roket berbahan bakar padat yang lebih cepat untuk dipersenjatai dan diluncurkan.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, merilis gambar peluncuran ICBM Hwasong-18 keesokan harinya, yang menunjukkan kehadiran Kim Jong-un secara pribadi di acara tersebut—uji coba ICBM pertama yang dilakukan rezimnya dalam lima bulan.
Hwasong-18, yang ditembakkan ke Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang, diperkirakan memiliki jangkauan operasional lebih dari 9.000 mil, cukup untuk membawa hulu ledak nuklir langsung ke kota-kota besar di Amerika.
Pemerintah Korea Utara mengatakan pihaknya sedang mengembangkan kemampuan tersebut sebagai respons terhadap meningkatnya permusuhan dari Korea Selatan dan AS, dan sebagai hasilnya kedua sekutu tersebut telah meningkatkan pelatihan militer mereka sendiri.
Washington terus menegur Pyongyang karena menggunakan teknologi peluncuran yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB—yang melarang program senjata nuklir Korea Utara. Diplomat telah berdebat di PBB pada hari Selasa.
Para pejabat Amerika mengatakan China dan Rusia mendukung peluncuran ICBM Hwasong-18 oleh militer Korea Utara—sekitar 100 uji coba rudal balistik tahun ini saja, termasuk satu uji coba rudal terbarunya—dengan memveto sanksi lebih lanjut.
AS, Korea Selatan, dan Jepang minggu ini mengaktifkan mekanisme trilateral untuk melacak dan berbagi informasi tentang aktivitas rudal Pyongyang secara real-time.
Manuver Amerika dan sekutunya itu berlangsung pada hari Rabu. Mengutip laporan Newsweek, Jumat (22/12/2023), manuver itu untuk mengancam pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un setelah militernya menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 yang mampu meluncurkan serangan nuklir ke daratan AS pada Senin lalu.
Komando Indo-Pasifik (INDOPACOM) AS mengatakan sepasang pesawat pengebom strategis jarak jauh B-1B, yang dapat membawa muatan senjata konvensional maupun nuklir dalam jumlah besar, ikut serta dalam latihan udara trilateral kedua mereka tahun ini.
Baca Juga
“Interoperabilitas tingkat tinggi yang berkelanjutan dari pasukan kolektif kita menunjukkan kekuatan hubungan trilateral dengan sekutu kita, Jepang dan Republik Korea (Korea Selatan). Kerja sama internasional kita mencerminkan nilai-nilai bersama dan tekad kita melawan pihak-pihak yang menantang stabilitas regional,” bunyi pernyataan INDOPACOM.
Kepala Staf Gabungan di Seoul mengatakan pelatihan tersebut—yang dimaksudkan untuk melawan serangan nuklir Korea Utara—berlangsung di Pulau Jeju di selatan Korea Selatan di Laut China Timur.
Ini adalah ke-13 kalinya pesawat pengebom AS dikerahkan di dekat atau di Semenanjung Korea pada tahun ini.
Rezim Pyongyang mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah berhasil menguji tembak ICBM terbaru dan terbesar yang dimilikinya, Hwasong-18, yang digerakkan oleh roket berbahan bakar padat yang lebih cepat untuk dipersenjatai dan diluncurkan.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, merilis gambar peluncuran ICBM Hwasong-18 keesokan harinya, yang menunjukkan kehadiran Kim Jong-un secara pribadi di acara tersebut—uji coba ICBM pertama yang dilakukan rezimnya dalam lima bulan.
Hwasong-18, yang ditembakkan ke Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang, diperkirakan memiliki jangkauan operasional lebih dari 9.000 mil, cukup untuk membawa hulu ledak nuklir langsung ke kota-kota besar di Amerika.
Pemerintah Korea Utara mengatakan pihaknya sedang mengembangkan kemampuan tersebut sebagai respons terhadap meningkatnya permusuhan dari Korea Selatan dan AS, dan sebagai hasilnya kedua sekutu tersebut telah meningkatkan pelatihan militer mereka sendiri.
Washington terus menegur Pyongyang karena menggunakan teknologi peluncuran yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB—yang melarang program senjata nuklir Korea Utara. Diplomat telah berdebat di PBB pada hari Selasa.
Para pejabat Amerika mengatakan China dan Rusia mendukung peluncuran ICBM Hwasong-18 oleh militer Korea Utara—sekitar 100 uji coba rudal balistik tahun ini saja, termasuk satu uji coba rudal terbarunya—dengan memveto sanksi lebih lanjut.
AS, Korea Selatan, dan Jepang minggu ini mengaktifkan mekanisme trilateral untuk melacak dan berbagi informasi tentang aktivitas rudal Pyongyang secara real-time.
(mas)
tulis komentar anda