Kapal Perang AS Diserang 14 Drone Houthi Yaman di Laut Merah
Minggu, 17 Desember 2023 - 08:32 WIB
TEL AVIV - Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) telah diserang 14 drone yang diluncurkan kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pada hari Sabtu. Namun belasan drone itu berhasil ditembak jatuh.
“Pada dini hari tanggal 16 Desember (waktu Sanaa) kapal perusak berpeluru kendali kelas Arliegh Burke AS; USS Carney (DDG 64), yang beroperasi di Laut Merah, berhasil menjatuhkan 14 sistem udara tak berawak (UAS) yang diluncurkan sebagai gelombang drone dari wilayah yang dikuasai Houthi Yaman,” bunyi pernyataan Komando Pusat (CENTCOM) AS, Minggu (17/12/2023).
“UAS dinilai sebagai drone serang satu arah dan ditembak jatuh tanpa menimbulkan kerusakan pada kapal di area tersebut atau laporan cedera. Mitra regional Laut Merah telah diperingatkan akan ancaman ini," lanjut pernyataan CENTCOM Amerika.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan bahwa sebuah kapal perusak Inggris telah menjatuhkan drone yang diduga melakukan serangan di Laut Merah, di tengah meningkatnya ketegangan maritim di wilayah tersebut.
“Semalam, HMS Diamond menembak jatuh drone yang diduga menyerang kapal dagang di Laut Merah. Satu rudal Sea Viper ditembakkan dan berhasil menghancurkan sasarannya,” kata Shapps dalam pernyataan yang di-posting di X.
Bulan lalu Inggris mengumumkan bahwa mereka mengirim HMS Diamond, salah satu kapal Angkatan Laut paling canggihnya, ke Teluk untuk memperkuat kehadirannya di wilayah tersebut.
Pengerahan tersebut menyusul pecahnya perang antara Israel dan Hamas dan penyitaan kapal kargo yang terkait dengan Israel oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pada 19 November.
Kelompok Houthi telah melancarkan serangkaian serangan drone dan rudal yang menargetkan Israel sejak militan Hamas menyerbu perbatasan ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sekitar 240 orang lainnya diculik dalam serangan tersebut. Bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan membawa kembali para sandera, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran yang menurut kementerian kesehatan Gaza telah menewaskan sedikitnya 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Kelompok Houthi mengancam akan menyerang kapal mana pun yang menuju pelabuhan Israel kecuali makanan dan obat-obatan diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang terkepung.
Dua perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk dan Hapag-Lloyd, mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka menangguhkan pelayaran melalui selat Laut Merah yang penting bagi perdagangan global.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
“Pada dini hari tanggal 16 Desember (waktu Sanaa) kapal perusak berpeluru kendali kelas Arliegh Burke AS; USS Carney (DDG 64), yang beroperasi di Laut Merah, berhasil menjatuhkan 14 sistem udara tak berawak (UAS) yang diluncurkan sebagai gelombang drone dari wilayah yang dikuasai Houthi Yaman,” bunyi pernyataan Komando Pusat (CENTCOM) AS, Minggu (17/12/2023).
“UAS dinilai sebagai drone serang satu arah dan ditembak jatuh tanpa menimbulkan kerusakan pada kapal di area tersebut atau laporan cedera. Mitra regional Laut Merah telah diperingatkan akan ancaman ini," lanjut pernyataan CENTCOM Amerika.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan bahwa sebuah kapal perusak Inggris telah menjatuhkan drone yang diduga melakukan serangan di Laut Merah, di tengah meningkatnya ketegangan maritim di wilayah tersebut.
“Semalam, HMS Diamond menembak jatuh drone yang diduga menyerang kapal dagang di Laut Merah. Satu rudal Sea Viper ditembakkan dan berhasil menghancurkan sasarannya,” kata Shapps dalam pernyataan yang di-posting di X.
Bulan lalu Inggris mengumumkan bahwa mereka mengirim HMS Diamond, salah satu kapal Angkatan Laut paling canggihnya, ke Teluk untuk memperkuat kehadirannya di wilayah tersebut.
Pengerahan tersebut menyusul pecahnya perang antara Israel dan Hamas dan penyitaan kapal kargo yang terkait dengan Israel oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pada 19 November.
Kelompok Houthi telah melancarkan serangkaian serangan drone dan rudal yang menargetkan Israel sejak militan Hamas menyerbu perbatasan ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sekitar 240 orang lainnya diculik dalam serangan tersebut. Bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan membawa kembali para sandera, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran yang menurut kementerian kesehatan Gaza telah menewaskan sedikitnya 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Kelompok Houthi mengancam akan menyerang kapal mana pun yang menuju pelabuhan Israel kecuali makanan dan obat-obatan diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang terkepung.
Dua perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk dan Hapag-Lloyd, mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka menangguhkan pelayaran melalui selat Laut Merah yang penting bagi perdagangan global.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(mas)
tulis komentar anda