Apa itu Al-Mawasi? Zona Aman di Gaza yang Hanya Seluas Bandara London
Minggu, 10 Desember 2023 - 22:22 WIB
GAZA - Ketika Israel melancarkan serangan militernya di Gaza, Israel telah berulang kali menyarankan sekitar dua juta warga sipil untuk pindah ke “zona kemanusiaan”, Al-Mawasi. Luasnya hanya 8,5 km persegi (3,3 mil persegi), lebih kecil dari Bandara Heathrow London, Inggris.
Al-Mawasi adalah sebidang tanah sempit di tepi Laut Mediterania. Ini memiliki sedikit bangunan dan sebagian besar terdiri dari bukit pasir dan lahan pertanian.
Salah satu pengungsi Palestina Reem Abd Rabu telah menghabiskan waktu berminggu-minggu tidur di tanah dan berbagi tenda dengan empat keluarga lainnya di daerah al-Mawasi. Dia karena berpikir bahwa daerah tersebut akan aman dari pemboman dan pertempuran yang intens.
Namun dia tidak menemukan layanan dasar sama sekali ketika dia tiba. Reem mengatakan kepada BBC bahwa al-Mawasi adalah tempat yang ditinggalkan, "bukan tempat bagi manusia". Reem Abd Rabu menghabiskan beberapa minggu terakhir tidur di tanah dan berbagi tenda dengan empat keluarga lainnya di daerah tersebut.
Dia adalah salah satu dari 1,8 juta warga Palestina yang menjadi pengungsi sejak perang dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas terhadap Israel. Dia pertama kali melakukan perjalanan ke Khan Younis setelah melarikan diri dari Gaza utara, tetapi setelah rumah-rumah di dekatnya dibom, dia mengatakan dia merasa harus pergi ke tempat yang diidentifikasi oleh tentara Israel di peta sebagai tempat yang aman.
Reem mengatakan kepada BBC bahwa al-Mawasi adalah tempat yang ditinggalkan, "bukan tempat bagi manusia".
Dia pikir tempat itu akan aman dari pemboman dan pertempuran sengit, namun ketika dia tiba, dia hanya menemukan sedikit atau bahkan tidak ada layanan dasar sama sekali.
"Air datang dalam satu hari dan tidak untuk 10 hari berikutnya, bahkan di kamar mandi. Hal yang sama berlaku untuk listrik," katanya kepada BBC.
Al-Mawasi adalah sebidang tanah sempit di tepi Laut Mediterania. Ini memiliki sedikit bangunan dan sebagian besar terdiri dari bukit pasir dan lahan pertanian.
Salah satu pengungsi Palestina Reem Abd Rabu telah menghabiskan waktu berminggu-minggu tidur di tanah dan berbagi tenda dengan empat keluarga lainnya di daerah al-Mawasi. Dia karena berpikir bahwa daerah tersebut akan aman dari pemboman dan pertempuran yang intens.
Namun dia tidak menemukan layanan dasar sama sekali ketika dia tiba. Reem mengatakan kepada BBC bahwa al-Mawasi adalah tempat yang ditinggalkan, "bukan tempat bagi manusia". Reem Abd Rabu menghabiskan beberapa minggu terakhir tidur di tanah dan berbagi tenda dengan empat keluarga lainnya di daerah tersebut.
Dia adalah salah satu dari 1,8 juta warga Palestina yang menjadi pengungsi sejak perang dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas terhadap Israel. Dia pertama kali melakukan perjalanan ke Khan Younis setelah melarikan diri dari Gaza utara, tetapi setelah rumah-rumah di dekatnya dibom, dia mengatakan dia merasa harus pergi ke tempat yang diidentifikasi oleh tentara Israel di peta sebagai tempat yang aman.
Reem mengatakan kepada BBC bahwa al-Mawasi adalah tempat yang ditinggalkan, "bukan tempat bagi manusia".
Dia pikir tempat itu akan aman dari pemboman dan pertempuran sengit, namun ketika dia tiba, dia hanya menemukan sedikit atau bahkan tidak ada layanan dasar sama sekali.
"Air datang dalam satu hari dan tidak untuk 10 hari berikutnya, bahkan di kamar mandi. Hal yang sama berlaku untuk listrik," katanya kepada BBC.
Lihat Juga :
tulis komentar anda