Kilas Balik Bagaimana David Ben-Gurion Mendirikan Negara Israel
Minggu, 10 Desember 2023 - 11:16 WIB
JAKARTA - Berdirinya negara Israel tidak bisa dilepaskan dari sosok yang satu ini, David Ben-Gurion. Perdana menteri pertama Israel itu adalah salah satu tokoh kunci dalam pendirian negara Israel dan menjadi pemimpin politik utama dalam sejarah awal negara Zionis itu.
Pria bernama asli David Gruen itu lahiran di Plonsk, Polandia, pada 16 Oktober 1886 dan sejak muda tertarik dengan ajaran Zionis. Ia sering mengikuti ayahnya menghadiri pertemuan rutin dengan anggota lokal Hibbat Sion (pencinta Sion). Dalam pertemuan tersebut, “Tanah Israel” menjadi topik pembicaraan yang konstan. Pembicaraan tersebutlah yang selalu Ben-Gurion ingat dalam memorinya.
Ketika berusia 11 tahun, ibu Ben-Gurion meninggal dunia. Butuh beberapa tahun bagi Ben-Gurion untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Hingga akhirnya ia melemparkan diri sepenuhnya ke dalam gerakan Zionis.
Ia membantu mendirikan organisasi Zionis, seperti Keren Hayesod (Yayasan Nasional Yahudi) dan Haganah (Pembela Yahudi). Ben-Gurion juga berperan penting dalam negosiasi dengan Inggris, yang memiliki mandat atas Palestina pada saat itu.
Tahun 1909, Ben-Gurion menginjakkan kakinya pertama kali ke Tanah Yerusalem. Di sana, ia melihat pemandangan Tembok Barat. Ia bukanlah seorang yang beragama, namun ketika melihat tembok tersebut, hatinya bergetar hebat. Tahun berikutnya, Ben-Gurion pindah ke Yerusalem untuk bekerja. Saat inilah ia merubah namanya dari David Gruen menjadi David Joseph Ben-Gurion.
Ia tetap tinggal di Yerusalem sambil menunggu deportasi ke Mesir tahun 1915. Pada Perang Dunia I, ia juga dideportasi ke Ottoman menuju New York, lalu menikah dengan Paula Monbesz, sesama Zionis. Setelah bebas dari deportasi, Ben-Gurion kembali ke Timur Tengah dan bergabung dalam perang melawan Dinasti Utsmaniyah untuk pembebasan Palestina.
Setelah bangsa Turki Ottoman digulingkan, Ben-Gurion menyerukan pada orang-orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di sana, pada 1935, Ben-Gurion mengemban jabatan sebagai ketua eksekutif Zionis, hingga peradaban Yahudi mulai berkembang.
Pada Perang Dunia II tahun 1942, Ben-Gurion dan beberapa rekannya berkumpul untuk memutuskan pendirian negara Yahudi di Palestina. Kemudian pada Mei 1948, atas persetujuan Majelis Umum PBB, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, terbentuklah negara Israel.
Pada tanggal 14 Mei 1948, Ben-Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Ben-Gurion menjadi perdana menteri pertama pada tahun 1948-1955, sekaligus menjadi menteri pertahanan di tahun yang sama.
Deklarasi ini disambut dengan perang oleh negara-negara Arab tetangga. Di bawah kepemimpinannya, Israel berhasil mempertahankan diri dalam perang ini dan berdiri sebagai negara merdeka. Israel menanggapi agresif terhadap serangan gerilya Arab dan menyerbu Mesir bersama Inggris dan Prancis pada 1956.
Selama masa jabatannya, ia membantu membangun negara Israel dan membuat fondasi untuk masa depan. Ia juga berperan penting dalam negosiasi dengan negara-negara Arab tetangga.
Ia mengundurkan diri dari jabatan politiknya pada 1963 dan melepaskan diri dari kehidupan politik pada tahun 1970. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Israel dan pendiri negara Yahudi.
Hingga akhir kematiannya, ia pindah ke Sde Boker, sebuah kibbutz di Gurun Negev.
Pria bernama asli David Gruen itu lahiran di Plonsk, Polandia, pada 16 Oktober 1886 dan sejak muda tertarik dengan ajaran Zionis. Ia sering mengikuti ayahnya menghadiri pertemuan rutin dengan anggota lokal Hibbat Sion (pencinta Sion). Dalam pertemuan tersebut, “Tanah Israel” menjadi topik pembicaraan yang konstan. Pembicaraan tersebutlah yang selalu Ben-Gurion ingat dalam memorinya.
Ketika berusia 11 tahun, ibu Ben-Gurion meninggal dunia. Butuh beberapa tahun bagi Ben-Gurion untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Hingga akhirnya ia melemparkan diri sepenuhnya ke dalam gerakan Zionis.
Ia membantu mendirikan organisasi Zionis, seperti Keren Hayesod (Yayasan Nasional Yahudi) dan Haganah (Pembela Yahudi). Ben-Gurion juga berperan penting dalam negosiasi dengan Inggris, yang memiliki mandat atas Palestina pada saat itu.
Tahun 1909, Ben-Gurion menginjakkan kakinya pertama kali ke Tanah Yerusalem. Di sana, ia melihat pemandangan Tembok Barat. Ia bukanlah seorang yang beragama, namun ketika melihat tembok tersebut, hatinya bergetar hebat. Tahun berikutnya, Ben-Gurion pindah ke Yerusalem untuk bekerja. Saat inilah ia merubah namanya dari David Gruen menjadi David Joseph Ben-Gurion.
Ia tetap tinggal di Yerusalem sambil menunggu deportasi ke Mesir tahun 1915. Pada Perang Dunia I, ia juga dideportasi ke Ottoman menuju New York, lalu menikah dengan Paula Monbesz, sesama Zionis. Setelah bebas dari deportasi, Ben-Gurion kembali ke Timur Tengah dan bergabung dalam perang melawan Dinasti Utsmaniyah untuk pembebasan Palestina.
Setelah bangsa Turki Ottoman digulingkan, Ben-Gurion menyerukan pada orang-orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di sana, pada 1935, Ben-Gurion mengemban jabatan sebagai ketua eksekutif Zionis, hingga peradaban Yahudi mulai berkembang.
Pada Perang Dunia II tahun 1942, Ben-Gurion dan beberapa rekannya berkumpul untuk memutuskan pendirian negara Yahudi di Palestina. Kemudian pada Mei 1948, atas persetujuan Majelis Umum PBB, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, terbentuklah negara Israel.
Pada tanggal 14 Mei 1948, Ben-Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Ben-Gurion menjadi perdana menteri pertama pada tahun 1948-1955, sekaligus menjadi menteri pertahanan di tahun yang sama.
Deklarasi ini disambut dengan perang oleh negara-negara Arab tetangga. Di bawah kepemimpinannya, Israel berhasil mempertahankan diri dalam perang ini dan berdiri sebagai negara merdeka. Israel menanggapi agresif terhadap serangan gerilya Arab dan menyerbu Mesir bersama Inggris dan Prancis pada 1956.
Selama masa jabatannya, ia membantu membangun negara Israel dan membuat fondasi untuk masa depan. Ia juga berperan penting dalam negosiasi dengan negara-negara Arab tetangga.
Ia mengundurkan diri dari jabatan politiknya pada 1963 dan melepaskan diri dari kehidupan politik pada tahun 1970. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Israel dan pendiri negara Yahudi.
Hingga akhir kematiannya, ia pindah ke Sde Boker, sebuah kibbutz di Gurun Negev.
(ian)
tulis komentar anda