UE: Kehancuran Gaza Sebanding dengan Jerman pada Perang Dunia II, Bisa Lebih Tinggi
Sabtu, 09 Desember 2023 - 13:49 WIB
BRUSSELS - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan kehancuran yang terjadi di Gaza akibat perang Israel melawan Hamas sebanding dengan kehancuran Jerman selama Perang Dunia II.
Menurutnya, kehancuran wilayah Palestina itu bisa lebih tinggi lagi. Itu karena operasi militer Israel belum menunjukkan tanda-tanda untuk diakhiri.
Berbicara kepada penyiar RTVE Spanyol, Borrell mengatakan kampanye pengeboman Israel di daerah kantong Palestina sudah menjadi salah satu yang paling intens dalam sejarah.
"Tingkat kehancuran kota-kota mereka sebagai sebanding, jika tidak lebih tinggi, dengan tingkat kehancuran kota-kota Jerman selama Perang Dunia II," kata Borrell, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (9/12/2023).
Borrell berharap Eropa akan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan Israel.
Pernyataan Borrell itu mengacu pada Tepi Barat dan Yerusalem Timur, di mana setidaknya 271 orang telah tewas dalam serangan tentara dan pemukim Israel sejak 7 Oktober. Angka kematian itu menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Borrell memperingatkan bahwa peningkatan kekerasan baru-baru ini di wilayah tersebut telah memungkinkan perluasan pendudukan Israel saat ini empat kali lebih besar dibandingkan 30 tahun yang lalu ketika Perjanjian Oslo ditandatangani.
Borrell menambahkan bahwa situasi saat ini membuat solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina menjadi “jauh lebih sulit”.
Pada tahun 1993, payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel menandatangani Perjanjian Oslo, yang memberi Palestina suatu bentuk pemerintahan sipil. Namun negosiasi gagal mencapai kesepakatan damai yang mengarah pada pembentukan Negara Palestina.
Perundingan perdamaian yang disponsori Amerika Serikat antara Palestina dan Israel gagal pada bulan April 2014 karena Tel Aviv menolak menghentikan pembangunan pemukiman dan melepaskan tahanan Palestina yang dipenjara sebelum tahun 1993.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Menurutnya, kehancuran wilayah Palestina itu bisa lebih tinggi lagi. Itu karena operasi militer Israel belum menunjukkan tanda-tanda untuk diakhiri.
Berbicara kepada penyiar RTVE Spanyol, Borrell mengatakan kampanye pengeboman Israel di daerah kantong Palestina sudah menjadi salah satu yang paling intens dalam sejarah.
Baca Juga
"Tingkat kehancuran kota-kota mereka sebagai sebanding, jika tidak lebih tinggi, dengan tingkat kehancuran kota-kota Jerman selama Perang Dunia II," kata Borrell, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (9/12/2023).
Borrell berharap Eropa akan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan Israel.
Pernyataan Borrell itu mengacu pada Tepi Barat dan Yerusalem Timur, di mana setidaknya 271 orang telah tewas dalam serangan tentara dan pemukim Israel sejak 7 Oktober. Angka kematian itu menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Borrell memperingatkan bahwa peningkatan kekerasan baru-baru ini di wilayah tersebut telah memungkinkan perluasan pendudukan Israel saat ini empat kali lebih besar dibandingkan 30 tahun yang lalu ketika Perjanjian Oslo ditandatangani.
Borrell menambahkan bahwa situasi saat ini membuat solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina menjadi “jauh lebih sulit”.
Pada tahun 1993, payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel menandatangani Perjanjian Oslo, yang memberi Palestina suatu bentuk pemerintahan sipil. Namun negosiasi gagal mencapai kesepakatan damai yang mengarah pada pembentukan Negara Palestina.
Perundingan perdamaian yang disponsori Amerika Serikat antara Palestina dan Israel gagal pada bulan April 2014 karena Tel Aviv menolak menghentikan pembangunan pemukiman dan melepaskan tahanan Palestina yang dipenjara sebelum tahun 1993.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(mas)
tulis komentar anda