Iran: Para Vampir Israel Memulai Babak Baru Pembunuhan di Gaza
Sabtu, 02 Desember 2023 - 00:10 WIB
TEHERAN - Pemerintah Iran pada Jumat (1/12/2023) menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas dimulainya kembali pertempuran di Jalur Gaza, Palestina.
“Setelah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina, para vampir Zionis telah memulai babak baru pembunuhan di bawah dukungan berkelanjutan dari pemerintah Amerika,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam sebuah posting-an di X.
Pertempuran mematikan dimulai kembali di Gaza pada hari Jumat segera setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan Hamas.
“Tanggung jawab politik dan hukum atas kelanjutan agresi dan pembantaian berada di tangan Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara yang mendukung rezim apartheid ini,” lanjut Kanani.
Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina, menyerukan agar jeda permusuhan diperpanjang, dan memperingatkan dimulainya kembali pertempuran harus melindungi warga sipil Palestina.
Para pemimpin dunia lainnya, dan kelompok bantuan, juga meminta jeda yang lebih lama.
“Bangsa-bangsa dan sebagian besar pemerintahan di dunia menyerukan kelanjutan gencatan senjata dan penghentian total serangan rezim Zionis terhadap Gaza dan Tepi Barat,” kata Kanani.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran kembali terjadi setelah Hamas dituduh melanggar gencatan senjata, ketika tentara Israel melaporkan adanya intersepsi terhadap roket yang ditembakkan dari Gaza sekitar satu jam sebelum tempo jeda pertempuran berakhir.
Gencatan senjata tersebut telah menghentikan pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Sebagai pembalasan, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dengan melancarkan serangan udara dan kampanye militer darat di Gaza, di mana kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan hampir 15.000 orang, sebagian besar warga sipil, terbunuh sebelum gencatan senjata.
Iran, yang menyebut kampanye militer Israel di Gaza sebagai genosida, membantah terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Selama gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar dengan dukungan Mesir dan Amerika, 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina.
“Setelah membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina, para vampir Zionis telah memulai babak baru pembunuhan di bawah dukungan berkelanjutan dari pemerintah Amerika,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani dalam sebuah posting-an di X.
Pertempuran mematikan dimulai kembali di Gaza pada hari Jumat segera setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan Hamas.
“Tanggung jawab politik dan hukum atas kelanjutan agresi dan pembantaian berada di tangan Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara yang mendukung rezim apartheid ini,” lanjut Kanani.
Baca Juga
Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina, menyerukan agar jeda permusuhan diperpanjang, dan memperingatkan dimulainya kembali pertempuran harus melindungi warga sipil Palestina.
Para pemimpin dunia lainnya, dan kelompok bantuan, juga meminta jeda yang lebih lama.
“Bangsa-bangsa dan sebagian besar pemerintahan di dunia menyerukan kelanjutan gencatan senjata dan penghentian total serangan rezim Zionis terhadap Gaza dan Tepi Barat,” kata Kanani.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pertempuran kembali terjadi setelah Hamas dituduh melanggar gencatan senjata, ketika tentara Israel melaporkan adanya intersepsi terhadap roket yang ditembakkan dari Gaza sekitar satu jam sebelum tempo jeda pertempuran berakhir.
Gencatan senjata tersebut telah menghentikan pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Sebagai pembalasan, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dengan melancarkan serangan udara dan kampanye militer darat di Gaza, di mana kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan hampir 15.000 orang, sebagian besar warga sipil, terbunuh sebelum gencatan senjata.
Iran, yang menyebut kampanye militer Israel di Gaza sebagai genosida, membantah terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel.
Selama gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar dengan dukungan Mesir dan Amerika, 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda