Sebut Munafik, Publik Lebanon Kecam Solidaritas Israel atas Ledakan Beirut
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 10:16 WIB
BEIRUT - Keputusan Kota Tel Aviv, Israel, untuk menerangi gedung balai kota dengan bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas atas ledakan di Beirut menyebabkan keributan di media sosial. Banyak warga Lebanon pengguna media sosial mengecam solidaritas tersebut karena mereka menganggap Israel munafik.
Ledakan kembar dari sebuah gudang di pelabuhan pada Selasa (4/8/2020) malam telah menghancurkan nyaris seluruh wilayah Beirut. Data terkini menyebutkan 137 orang meninggal dan sekitar 5.000 orang lainnya terluka.
Sebagai tanda solidaritas dengan rakyat Lebanon, bendera Lebanon diproyeksikan ke Balai Kota Tel Aviv pada Rabu malam meskipun kedua negara secara teknis sedang berperang satu sama lain. (Baca juga: Politisi Israel Senang dengan Ledakan Beirut, Sebut Hadiah Tuhan )
"Malam ini kami akan menerangi balai kota dengan bendera Lebanon," kata Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai di Twitter, yang dilansir Ynet, Jumat (7/8/2020).
Namun, isyarat tersebut tidak diterima dengan baik oleh banyak warga Lebanon, yang melalui media sosial mengecam Israel dengan mengunggah gambar pemboman Israel dari Perang Lebanon Kedua 2006 dan mengutuk solidaritas tersebut menggunakan tagar yang diterjemahkan secara harfiah bermakna;"Kami tidak tidak menginginkanmu".
Di antara mereka yang kurang antusias dengan isyarat itu adalah para pendukung kelompok Hizbullah yang merupakan sekutu Iran.
Ali Shaib, seorang jurnalis untuk Al-Manar, outlet berita Hizbullah di Lebanon selatan, mem-posting gambar Beirut dalam reruntuhan setelah Perang Lebanon Kedua antara Israel dan pasukan Hizbullah.
"Puncak penghinaan dan kemunafikan," tulis dia. "Musuh Zionis mengubah kota dan desa kami menjadi reruntuhan dan melakukan pembantaian terhadap perempuan dan anak-anak, dan sekarang sedang menunggangi gelombang solidaritas kemanusiaan!," lanjut dia. (Baca juga: Kapal Rusia, Pemilik Amonium Nitrat yang Jadi Tragedi di Beirut )
"Musuh Israel adalah musuh yang sama yang bertanggung jawab atas pembantaian di desa Kana," tulis pengguna Twitter lainnya, yang menggunakan tagar "Kami tidak menginginkanmu".
Pengguna Twitter yang lain men-tweet-kan foto yang diedit dari Balai Kota Tel Aviv, di mana bukan gambar bendera Lebanon, melainkan anak-anak Lebanon yang tewas dalam pemboman Israel yang diproyeksikan.
"Nyalakan gedung dengan pembantaian yang Anda lakukan," tulis dia."Beri tahu seluruh dunia."
Beberapa pengguna Twitter bahkan mengambil kesempatan untuk menyalahkan Israel atas ledakan di Beirut. "Itu adalah intelijen yang salah yang menyebabkan pemboman atas apa yang mereka (Israel) anggap sebagai gudang senjata Hizbullah!" tulis seorang pengguna. "Sekarang mereka merasa bersalah dan mesra!"
Komentar kasar juga ditulis di akun Twitter Kementerian Luar Negeri, di mana gambar asli balai kota diunggah pada Rabu malam.
Respons agresif terutama datang dari aktivis yang mendukung apa yang disebut publik Arab sebagai "poros perlawanan", yang menggabungkan rezim dan organisasi yang paling bermusuhan terhadap Israel.
"Langit Tel Aviv, sekarang diterangi oleh bendera Lebanon, akan diterangi oleh rudal dari Lebanon," tulis seorang pengguna Twitter.
Kendati demikian, tidak semua orang Timur Tengah mengabaikan solidaritas Israel kepada para korban tragedi ledakan di Beirut.
"Seberapa besar Anda, Israel," tulis seorang pengguna Twitter. "Terima kasih atas kemanusiaanmu, meski ada kontroversi," tulis pengguna media sosial yang lain.
"Kemanusiaan jauh dari kebencian dan dendam, dan ini adalah Israel; ketika ada kehancuran, ia telah melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk membantu rakyat kami di Lebanon. Israel menyandang simbol kemanusiaan," tulis seorang pengguna Twitter di Irak.
Surat kabar Lebanon Elnashra melaporkan gerakan solidaritas kemungkinan memicu harapan untuk resolusi di masa depan.
"Kota Tel Aviv menerangi gedungnya dengan warna bendera Lebanon sebagai tanda solidaritas setelah ledakan di pelabuhan," tulis surat kabar itu dalam editorialnya, yang menambahkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel bersedia membantu Lebanon setelah terjadinya bencana.
Ledakan kembar dari sebuah gudang di pelabuhan pada Selasa (4/8/2020) malam telah menghancurkan nyaris seluruh wilayah Beirut. Data terkini menyebutkan 137 orang meninggal dan sekitar 5.000 orang lainnya terluka.
Sebagai tanda solidaritas dengan rakyat Lebanon, bendera Lebanon diproyeksikan ke Balai Kota Tel Aviv pada Rabu malam meskipun kedua negara secara teknis sedang berperang satu sama lain. (Baca juga: Politisi Israel Senang dengan Ledakan Beirut, Sebut Hadiah Tuhan )
"Malam ini kami akan menerangi balai kota dengan bendera Lebanon," kata Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai di Twitter, yang dilansir Ynet, Jumat (7/8/2020).
Namun, isyarat tersebut tidak diterima dengan baik oleh banyak warga Lebanon, yang melalui media sosial mengecam Israel dengan mengunggah gambar pemboman Israel dari Perang Lebanon Kedua 2006 dan mengutuk solidaritas tersebut menggunakan tagar yang diterjemahkan secara harfiah bermakna;"Kami tidak tidak menginginkanmu".
Di antara mereka yang kurang antusias dengan isyarat itu adalah para pendukung kelompok Hizbullah yang merupakan sekutu Iran.
Ali Shaib, seorang jurnalis untuk Al-Manar, outlet berita Hizbullah di Lebanon selatan, mem-posting gambar Beirut dalam reruntuhan setelah Perang Lebanon Kedua antara Israel dan pasukan Hizbullah.
"Puncak penghinaan dan kemunafikan," tulis dia. "Musuh Zionis mengubah kota dan desa kami menjadi reruntuhan dan melakukan pembantaian terhadap perempuan dan anak-anak, dan sekarang sedang menunggangi gelombang solidaritas kemanusiaan!," lanjut dia. (Baca juga: Kapal Rusia, Pemilik Amonium Nitrat yang Jadi Tragedi di Beirut )
"Musuh Israel adalah musuh yang sama yang bertanggung jawab atas pembantaian di desa Kana," tulis pengguna Twitter lainnya, yang menggunakan tagar "Kami tidak menginginkanmu".
Pengguna Twitter yang lain men-tweet-kan foto yang diedit dari Balai Kota Tel Aviv, di mana bukan gambar bendera Lebanon, melainkan anak-anak Lebanon yang tewas dalam pemboman Israel yang diproyeksikan.
"Nyalakan gedung dengan pembantaian yang Anda lakukan," tulis dia."Beri tahu seluruh dunia."
Beberapa pengguna Twitter bahkan mengambil kesempatan untuk menyalahkan Israel atas ledakan di Beirut. "Itu adalah intelijen yang salah yang menyebabkan pemboman atas apa yang mereka (Israel) anggap sebagai gudang senjata Hizbullah!" tulis seorang pengguna. "Sekarang mereka merasa bersalah dan mesra!"
Komentar kasar juga ditulis di akun Twitter Kementerian Luar Negeri, di mana gambar asli balai kota diunggah pada Rabu malam.
Respons agresif terutama datang dari aktivis yang mendukung apa yang disebut publik Arab sebagai "poros perlawanan", yang menggabungkan rezim dan organisasi yang paling bermusuhan terhadap Israel.
"Langit Tel Aviv, sekarang diterangi oleh bendera Lebanon, akan diterangi oleh rudal dari Lebanon," tulis seorang pengguna Twitter.
Kendati demikian, tidak semua orang Timur Tengah mengabaikan solidaritas Israel kepada para korban tragedi ledakan di Beirut.
"Seberapa besar Anda, Israel," tulis seorang pengguna Twitter. "Terima kasih atas kemanusiaanmu, meski ada kontroversi," tulis pengguna media sosial yang lain.
"Kemanusiaan jauh dari kebencian dan dendam, dan ini adalah Israel; ketika ada kehancuran, ia telah melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk membantu rakyat kami di Lebanon. Israel menyandang simbol kemanusiaan," tulis seorang pengguna Twitter di Irak.
Surat kabar Lebanon Elnashra melaporkan gerakan solidaritas kemungkinan memicu harapan untuk resolusi di masa depan.
"Kota Tel Aviv menerangi gedungnya dengan warna bendera Lebanon sebagai tanda solidaritas setelah ledakan di pelabuhan," tulis surat kabar itu dalam editorialnya, yang menambahkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel bersedia membantu Lebanon setelah terjadinya bencana.
(min)
tulis komentar anda