Mengenal Sejarah Imigran Palestina di Chile hingga Dirikan Klub Bola
Senin, 20 November 2023 - 14:22 WIB
JAKARTA - Sejak konflik dengan Israel pecah puluhan tahun silam, banyak warga Palestina bermigrasi ke berbagai negara. Chile menjadi salah satu negara yang menampung imigran Palestina terbanyak.
Mengutip The Independent, Chile memiliki komunitas Palestina terbesar di luar Arab. Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 500.000 jiwa.
Di negara Amerika Selatan tersebut, nasib para imigran Palestina berkembang ke arah yang lebih baik. Beberapa dari mereka bahkan sukses membuat klub sepak bola yang berlaga di liga domestik.
Gelombang migrasi Palestina ke Chile terjadi sejak akhir abad 19. Demikian disampaikan Ricardo Marzuco, seorang profesor di Pusat Studi Arab di Universitas Chile.
Gelombang pertama terjadi ketika Kesultanan Ottoman runtuh pada akhir tahun 1800-an. Pada saat itu juga para pedagang Palestina mencari peluang di Amerika Latin.
Kemudian eksodus besar lainnya dimulai pada tahun 1948, ketika negara Israel dibentuk dan ratusan ribu warga Palestina mengungsi, dalam peristiwa yang mereka sebut sebagai Nakba atau “Bencana”.
Sebagai akibat dari kerugian ekonomi, ketidakstabilan dan penindasan politik yang mereka hadapi, banyak warga Palestina melakukan perjalanan ke Amerika untuk mencari peluang di negara-negara berkembang.
Seiring berjalannya waktu, komunitas Palestina di Chile kian meningkat dan berkembang. Mereka mengaku merasa betah di Land of Poets karena iklim dan suhunya yang kurang lebih sama seperti di dataran Mediterania.
Mengutip The Independent, Chile memiliki komunitas Palestina terbesar di luar Arab. Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 500.000 jiwa.
Di negara Amerika Selatan tersebut, nasib para imigran Palestina berkembang ke arah yang lebih baik. Beberapa dari mereka bahkan sukses membuat klub sepak bola yang berlaga di liga domestik.
Sejarah Imigran Palestina di Chile
Gelombang migrasi Palestina ke Chile terjadi sejak akhir abad 19. Demikian disampaikan Ricardo Marzuco, seorang profesor di Pusat Studi Arab di Universitas Chile.
Gelombang pertama terjadi ketika Kesultanan Ottoman runtuh pada akhir tahun 1800-an. Pada saat itu juga para pedagang Palestina mencari peluang di Amerika Latin.
Kemudian eksodus besar lainnya dimulai pada tahun 1948, ketika negara Israel dibentuk dan ratusan ribu warga Palestina mengungsi, dalam peristiwa yang mereka sebut sebagai Nakba atau “Bencana”.
Sebagai akibat dari kerugian ekonomi, ketidakstabilan dan penindasan politik yang mereka hadapi, banyak warga Palestina melakukan perjalanan ke Amerika untuk mencari peluang di negara-negara berkembang.
Seiring berjalannya waktu, komunitas Palestina di Chile kian meningkat dan berkembang. Mereka mengaku merasa betah di Land of Poets karena iklim dan suhunya yang kurang lebih sama seperti di dataran Mediterania.
tulis komentar anda