Mengenal Unit Elite al-Radwan, Pasukan Khusus Hizbullah yang Membuat Israel Ketir-ketir
Minggu, 19 November 2023 - 11:49 WIB
TEL AVIV - Setelah serangan spektakuler pasukan khusus Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang memicu perang besar-besaran di Gaza sekarang ini, para pejabat Zionis ramai memperbincangkan tentang Unit Elite al-Radwan—pasukan khusus Hizbullah Lebanon.
Para pejabat Israel, sebagaimana diberitakan media-media berbahasa Ibrani, khawatir Unit Elite al-Radwan akan mengulang kesuksesan serangan 7 Oktober oleh Nukhba (pasukan khusus Hamas) yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menculik ratusan lainnya.
Media-media Israel, yang dikutip Lorient Today, Minggu (19/11/2023), memperkirakan Unit Elite al-Radwan terdiri dari 2.500 milisi terlatih. Pelatihan mereka diyakini diberikan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Pasukan khusus Hizbullah itu telah memamerkan latihan militer kepada pers pada Mei 2023 di Lebanon selatan, mensimulasikan infiltrasi wilayah Israel dan memperlihatkan persenjataan militer yang mengesankan.
Pemimpin Unit Elite al-Radwan saat ini, Haytham Ali Tabatabai, dimasukkan dalam daftar orang yang dicari Amerika Serikat (AS) pada tahun 2016. Dia dinyatakan sebagai teroris.
Saat ini, Unit Elite al-Radwan dilaporkan ikut ambil bagian, bersama dengan unit Hizbullah lainnya, dalam serangan yang dipimpin Hizbullah di perbatasan Lebanon-Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Israel telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai kekuatan rudal dan drone Hizbullah, dan setelah latihan militer baru-baru ini pada malam peringatan pembebasan Lebanon selatan, Tel Aviv mengubah pandangannya tentang kemampuan kelompok sekutu Iran tersebut.
Unit Elite Radwan sangat buruk bagi Israel sehingga Panglima Militer Herzi Halevi dalam pernyataannya yang bertujuan untuk meyakinkan warga bahwa Tel Aviv tidak takut dengan kekuatan ini mengatakan bahwa kekuatannya tidak boleh dilebih-lebihkan, namun dia menyiratkan kepada para pejabat tinggi betapa kuatnya unit tersebut dan militernya harus membentuk taktik untuk menghadapinya.
Dia memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan unit tersebut sehingga mereka dapat menghadapinya jika terjadi konflik di masa depan.
Mengikuti instruksi itu, para komandan senior Israel menganalisis latihan perang Hizbullah baru-baru ini dan kemampuan Unit Elite Radwan serta metode operasionalnya untuk mendapatkan gambaran taktik militernya.
Para ahli Israel dalam evaluasi mereka menyatakan bahwa pasukan elite tersebut bertempur di banyak operasi di Suriah dan mengasah keterampilan tempur mereka di medan pertempuran.
Unit itu juga berperan aktif dalam membebaskan berbagai wilayah Suriah dari kendali kelompok teroris.
Ketika perang Suriah sedang berlangsung, para pejabat Tel Aviv mengatakan bahwa mereka harus menjaga “api perang” tetap menyala di negara itu agar pasukan Hizbullah tidak kembali ke Lebanon, karena kembalinya pasukan tempur berpengalaman ke Lebanon dipandang sebagai ancaman serius bagi wilayah utara.
Unit Elite Radwan didirikan setelah perang tahun 2006 oleh Imad Mughniyeh, komandan militer terkemuka Hizbullah yang dibunuh di Suriah pada tahun 2008 oleh rezim Israel.
Unit Elite al-Radwan terdiri dari sejumlah besar kelompok yang beranggotakan 6 hingga 7 orang yang mampu melancarkan operasi tanpa ketergantungan atau dukungan logistik dari pusat komando. Oleh karena itu, salah satu ciri utama kekuatan ini adalah otonomi kelompoknya.
Jumlah milisi tempur terlatihnya diperkirakan mencapai 2.500, dan pasukan ini berada dalam klasifikasi ketat dan menjalani pelatihan ketat dalam penembakan sniper, menggunakan senjata anti-tank dan bahan peledak, lari jarak jauh, mendaki daerah pegunungan, bergerak dalam kondisi cuaca buruk, dan melakukan operasi penangkapan.
Pasukan ini sejauh ini telah melakukan banyak operasi rahasia dan sensitif, semuanya diselesaikan dengan cara yang sangat cepat dan profesional. Pasukan ini juga memiliki banyak keterampilan dan pengalaman dalam menggunakan sepeda motor, tank, pengangkut personel lapis baja dan kendaraan tempur lainnya, serta banyak keahlian dalam terjun payung.
Penetrasi pasukan pendudukan dan penangkapan pasukan musuh merupakan salah satu taktik unit ini yang juga dilakukan dalam latihan baru-baru ini. Pada prinsipnya, penangkapan tentara Israel merupakan salah satu kekhawatiran para pejabat Tel Aviv dalam menghadapi kekuatan perlawanan.
Operasi penetrasi memungkinkan kelompok tersebut mengumpulkan data tentang posisi pasukan Israel dan waktu respons terhadap insiden apa pun. Oleh karena itu, keahliannya menempatkan musuh pada posisi lemah.
Para pejabat Israel, sebagaimana diberitakan media-media berbahasa Ibrani, khawatir Unit Elite al-Radwan akan mengulang kesuksesan serangan 7 Oktober oleh Nukhba (pasukan khusus Hamas) yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menculik ratusan lainnya.
Media-media Israel, yang dikutip Lorient Today, Minggu (19/11/2023), memperkirakan Unit Elite al-Radwan terdiri dari 2.500 milisi terlatih. Pelatihan mereka diyakini diberikan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Pasukan khusus Hizbullah itu telah memamerkan latihan militer kepada pers pada Mei 2023 di Lebanon selatan, mensimulasikan infiltrasi wilayah Israel dan memperlihatkan persenjataan militer yang mengesankan.
Baca Juga
Pemimpin Unit Elite al-Radwan saat ini, Haytham Ali Tabatabai, dimasukkan dalam daftar orang yang dicari Amerika Serikat (AS) pada tahun 2016. Dia dinyatakan sebagai teroris.
Saat ini, Unit Elite al-Radwan dilaporkan ikut ambil bagian, bersama dengan unit Hizbullah lainnya, dalam serangan yang dipimpin Hizbullah di perbatasan Lebanon-Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Israel telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai kekuatan rudal dan drone Hizbullah, dan setelah latihan militer baru-baru ini pada malam peringatan pembebasan Lebanon selatan, Tel Aviv mengubah pandangannya tentang kemampuan kelompok sekutu Iran tersebut.
Unit Elite Radwan sangat buruk bagi Israel sehingga Panglima Militer Herzi Halevi dalam pernyataannya yang bertujuan untuk meyakinkan warga bahwa Tel Aviv tidak takut dengan kekuatan ini mengatakan bahwa kekuatannya tidak boleh dilebih-lebihkan, namun dia menyiratkan kepada para pejabat tinggi betapa kuatnya unit tersebut dan militernya harus membentuk taktik untuk menghadapinya.
Dia memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan unit tersebut sehingga mereka dapat menghadapinya jika terjadi konflik di masa depan.
Mengikuti instruksi itu, para komandan senior Israel menganalisis latihan perang Hizbullah baru-baru ini dan kemampuan Unit Elite Radwan serta metode operasionalnya untuk mendapatkan gambaran taktik militernya.
Para ahli Israel dalam evaluasi mereka menyatakan bahwa pasukan elite tersebut bertempur di banyak operasi di Suriah dan mengasah keterampilan tempur mereka di medan pertempuran.
Unit itu juga berperan aktif dalam membebaskan berbagai wilayah Suriah dari kendali kelompok teroris.
Ketika perang Suriah sedang berlangsung, para pejabat Tel Aviv mengatakan bahwa mereka harus menjaga “api perang” tetap menyala di negara itu agar pasukan Hizbullah tidak kembali ke Lebanon, karena kembalinya pasukan tempur berpengalaman ke Lebanon dipandang sebagai ancaman serius bagi wilayah utara.
Kekuatan Unit Elite al-Radwan
Unit Elite Radwan didirikan setelah perang tahun 2006 oleh Imad Mughniyeh, komandan militer terkemuka Hizbullah yang dibunuh di Suriah pada tahun 2008 oleh rezim Israel.
Unit Elite al-Radwan terdiri dari sejumlah besar kelompok yang beranggotakan 6 hingga 7 orang yang mampu melancarkan operasi tanpa ketergantungan atau dukungan logistik dari pusat komando. Oleh karena itu, salah satu ciri utama kekuatan ini adalah otonomi kelompoknya.
Jumlah milisi tempur terlatihnya diperkirakan mencapai 2.500, dan pasukan ini berada dalam klasifikasi ketat dan menjalani pelatihan ketat dalam penembakan sniper, menggunakan senjata anti-tank dan bahan peledak, lari jarak jauh, mendaki daerah pegunungan, bergerak dalam kondisi cuaca buruk, dan melakukan operasi penangkapan.
Pasukan ini sejauh ini telah melakukan banyak operasi rahasia dan sensitif, semuanya diselesaikan dengan cara yang sangat cepat dan profesional. Pasukan ini juga memiliki banyak keterampilan dan pengalaman dalam menggunakan sepeda motor, tank, pengangkut personel lapis baja dan kendaraan tempur lainnya, serta banyak keahlian dalam terjun payung.
Penetrasi pasukan pendudukan dan penangkapan pasukan musuh merupakan salah satu taktik unit ini yang juga dilakukan dalam latihan baru-baru ini. Pada prinsipnya, penangkapan tentara Israel merupakan salah satu kekhawatiran para pejabat Tel Aviv dalam menghadapi kekuatan perlawanan.
Operasi penetrasi memungkinkan kelompok tersebut mengumpulkan data tentang posisi pasukan Israel dan waktu respons terhadap insiden apa pun. Oleh karena itu, keahliannya menempatkan musuh pada posisi lemah.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda