Ratapan Guru Sekolah Gaza akibat Perang: Saya Mengajar Anak-anak tapi Israel Membunuh Mereka

Rabu, 15 November 2023 - 14:58 WIB
Gedung-gedung, termasuk bangunan sekolah, di Gaza, Palestina, hancur dibombardir Israel. Foto/REUTERS
GAZA - Sejak pengeboman brutal Israel bulan lalu terhadap Jalur Gaza, Palestina, setidaknya 219 sekolah dan 9 universitas telah hancur. Selain itu, 130 guru sekolah telah meninggal.

Meskipun ada beberapa sekolah yang masih berdiri, kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak di antaranya mengalami kerusakan struktural dan terus menerus menghadapi risiko serangan militer Zionis.

Mengutip dari laporan Euronews, Rabu (15/11/2023), sekolah-sekolah yang masih berdiri di Gaza beralih fungsi menjadi tempat perlindungan bagi ribuan pengungsi Palestina.





“Saya merasa seperti berada dalam mimpi buruk, bahwa ini bukan kenyataan. Bagaimana saya bisa tinggal di sekolah, di ruang kelas, di mana saya selalu senang datang setiap pagi untuk mengajar murid-murid saya dan bersenang-senang?” tanya guru sekolah di Gaza, Umm Osama Tabsh.

“Saya sudah berada di sini siang dan malam selama 31 hari. Saya tinggal di sini karena ini bukan hanya tempat penampungan bagi para pengungsi di Gaza, tapi juga karena saya kehilangan banyak murid saya. Saya mengajar mereka, tapi serangan Israel membunuh mereka,” lanjut Tabsh.

Guru sekolah lainnya, Ruwaida Amer, menyampaikan kerinduannya mengajar di sekolah.

“Biasanya saya dan murid-murid saya mulai mengenal satu sama lain dan membangun ikatan cinta dan kepercayaan yang akan tumbuh sepanjang tahun,” kata Amer, seperti dikutip dari Al Jazeera.

“Sekarang, sudah lebih dari dua bulan sejak awal tahun ajaran, namun saya belum mempunyai kesempatan untuk mengenal siswa baru saya yang duduk di kelas lima. Saya merindukan aspek itu, bagian terpenting dari pekerjaan saya yang paling saya pedulikan, menemukan ruang di mana siswa saya dapat mempercayai saya tanpa ada hambatan di antara kami,” ujar Amer.

Sebelumnya, pada 6 November lalu, melalui Menteri Pendidikan, Palestina menghentikan tahun ajaran 2023-2024 di Jalur Gaza.

Penghentian tersebut didasarkan seiring serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober dan terus berlanjut tanpa henti hingga hari ini.

Menurut otoritas kesehatan di Gaza, lebih dari 11.000 orang telah tewas, 4.400 di antaranya adalah anak-anak, dan 1.400 lainnya dinyatakan hilang.

Perang ini pecah setelah Hamas meluncurkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya diculik.

MG/Maulana Muhammad Rizqi
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More