Kapal Rusia, Pemilik Amonium Nitrat yang Jadi Tragedi di Beirut
Kamis, 06 Agustus 2020 - 15:42 WIB
Situs web Odessitua.com melaporkan bahwa sebagian besar awak kapal adalah pelaut Ukraina yang terdampar sementara di Beirut pada 2013 setelah Grechushkin kehabisan dana untuk membayar gaji mereka atau untuk biaya kapal.
Prokoshev yang menggambarkan terdampar di Lebanon bersama anggota awak kapal lainnya yang belum dibayar sebagai bentuk "penahanan", mengatakan bahwa Grechushkin telah meninggalkan awak tanpa dukungan keuangan atau lainnya.
Dia juga menyalahkan pemerintah Lebanon atas ledakan besar pada Selasa malam lalu.
"Mereka seharusnya segera menyingkirkan kapal itu, alih-alih menyita dan menuntut biaya untuk menyimpannya," kata Prokoshev kepada RFE/RL.
"Kedua, kita berbicara tentang amonium nitrat di sini. Mereka bisa saja menggunakannya untuk ladang (pertanian) mereka. Tidak ada yang mengklaimnya, yang berarti itu bukan milik siapa-siapa," kata Prokoshev.
Pihak berwenang Lebanon masih menyelidiki penyebab kebakaran yang menyebabkan ledakan besar tersebut. Mereka belum mengumumkan apa yang mereka anggap sebagai penyebab pasti dari tragedi itu.
Namun, LBCI-TV Lebanon melaporkan pada 5 Agustus bahwa, menurut informasi awal, api yang memicu ledakan dimulai secara tidak sengaja oleh tukang las yang menutup celah yang memungkinkan masuknya orang tanpa izin ke dalam gudang.
LBCI-TV, dalam laporannya, mengatakan percikan api dari obor tukang las diduga telah menyalakan kembang api yang disimpan di sebuah gudang, yang pada gilirannya meledakkan muatan ammonium nitrat di dekatnya yang telah diturunkan dari MV Rhosus beberapa tahun sebelumnya.
Pakar independen mengatakan awan oranye yang mengikuti ledakan besar pada 4 Agustus kemungkinan besar dari gas nitrogen dioksida beracun yang dilepaskan setelah ledakan yang melibatkan amonium nitrat.
Di kota yang hancur pada 5 Agustus itu, Palang Merah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Lebanon agar pihak kamar mayat mengambil korban meninggal karena rumah sakit kewalahan.
Prokoshev yang menggambarkan terdampar di Lebanon bersama anggota awak kapal lainnya yang belum dibayar sebagai bentuk "penahanan", mengatakan bahwa Grechushkin telah meninggalkan awak tanpa dukungan keuangan atau lainnya.
Dia juga menyalahkan pemerintah Lebanon atas ledakan besar pada Selasa malam lalu.
"Mereka seharusnya segera menyingkirkan kapal itu, alih-alih menyita dan menuntut biaya untuk menyimpannya," kata Prokoshev kepada RFE/RL.
"Kedua, kita berbicara tentang amonium nitrat di sini. Mereka bisa saja menggunakannya untuk ladang (pertanian) mereka. Tidak ada yang mengklaimnya, yang berarti itu bukan milik siapa-siapa," kata Prokoshev.
Pihak berwenang Lebanon masih menyelidiki penyebab kebakaran yang menyebabkan ledakan besar tersebut. Mereka belum mengumumkan apa yang mereka anggap sebagai penyebab pasti dari tragedi itu.
Namun, LBCI-TV Lebanon melaporkan pada 5 Agustus bahwa, menurut informasi awal, api yang memicu ledakan dimulai secara tidak sengaja oleh tukang las yang menutup celah yang memungkinkan masuknya orang tanpa izin ke dalam gudang.
LBCI-TV, dalam laporannya, mengatakan percikan api dari obor tukang las diduga telah menyalakan kembang api yang disimpan di sebuah gudang, yang pada gilirannya meledakkan muatan ammonium nitrat di dekatnya yang telah diturunkan dari MV Rhosus beberapa tahun sebelumnya.
Pakar independen mengatakan awan oranye yang mengikuti ledakan besar pada 4 Agustus kemungkinan besar dari gas nitrogen dioksida beracun yang dilepaskan setelah ledakan yang melibatkan amonium nitrat.
Di kota yang hancur pada 5 Agustus itu, Palang Merah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Lebanon agar pihak kamar mayat mengambil korban meninggal karena rumah sakit kewalahan.
tulis komentar anda