Israel Setop Pengiriman Bantuan ke Gaza, Ribuan Truk Bantuan Tertahan di Mesir
Kamis, 02 November 2023 - 14:16 WIB
KAIRO - Ratusan truk yang membawa pasokan bantuan internasional tertahan di Sinai Utara menunggu giliran untuk mengirimkan makanan, pakaian, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan kepada warga Palestina di Jalur Gaza , seiring dengan peringatan WHO akan kondisi bencana.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly memeriksa penyeberangan Rafah untuk menindaklanjuti proses bantuan.
“Kami menolak kebijakan hukuman kolektif yang sedang berlangsung terhadap warga sipil Gaza. Sejak awal konflik ini, Mesir telah bekerja dan bergerak tanpa kenal lelah, dimulai dari Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan seluruh lembaga negara, termasuk Departemen Urusan Sipil,” kata Madbouly seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (2/11/2023).
Puluhan truk terhenti, menunggu pembukaan singkat penyeberangan Rafah untuk membawa pasokan bantuan kepada warga sipil yang setiap hari dibombardir.
Sementara itu, situasi yang terjadi sejauh ini telah menggoyahkan keyakinan masyarakat.
“Kami pikir prosesnya akan cepat, dan kami tidak memerlukan waktu beberapa hari untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Tapi kami sudah berada di sini selama 15 hari dengan sedikit kemajuan. Mesir tidak menahan upaya apa pun,” kata Reem Ali, seorang sukarelawan bantuan.
Sejak krisis terjadi pada 7 Oktober, hanya 250 truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza. Itu berarti rata-rata sekitar 10 truk setiap hari. Mesir menganggap Israel bertanggung jawab atas lambatnya aliran bantuan ini.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly memeriksa penyeberangan Rafah untuk menindaklanjuti proses bantuan.
“Kami menolak kebijakan hukuman kolektif yang sedang berlangsung terhadap warga sipil Gaza. Sejak awal konflik ini, Mesir telah bekerja dan bergerak tanpa kenal lelah, dimulai dari Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan seluruh lembaga negara, termasuk Departemen Urusan Sipil,” kata Madbouly seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (2/11/2023).
Puluhan truk terhenti, menunggu pembukaan singkat penyeberangan Rafah untuk membawa pasokan bantuan kepada warga sipil yang setiap hari dibombardir.
Sementara itu, situasi yang terjadi sejauh ini telah menggoyahkan keyakinan masyarakat.
“Kami pikir prosesnya akan cepat, dan kami tidak memerlukan waktu beberapa hari untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Tapi kami sudah berada di sini selama 15 hari dengan sedikit kemajuan. Mesir tidak menahan upaya apa pun,” kata Reem Ali, seorang sukarelawan bantuan.
Sejak krisis terjadi pada 7 Oktober, hanya 250 truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza. Itu berarti rata-rata sekitar 10 truk setiap hari. Mesir menganggap Israel bertanggung jawab atas lambatnya aliran bantuan ini.
tulis komentar anda