Rusia: Kehancuran Gaza akan Jadi Bencana Selama Ratusan Tahun

Minggu, 29 Oktober 2023 - 03:01 WIB
Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 26 Oktober 2023. Foto/AP/Mohammed Dahman
MOSKOW - Gencatan senjata dan program kemanusiaan diperlukan di Gaza untuk menyelamatkan penduduk yang telah diblokade tanpa air, listrik, dan makanan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menegaskan hal itu dalam wawancara dengan kantor berita Belarusia BELTA pada Sabtu (28/10/2023).

Menurut pejabat Rusia tersebut, “Jika Jalur Gaza dihancurkan dan 2 juta penduduknya terusir, hal ini akan menimbulkan bencana selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad.”



Selama wawancara, Lavrov mengutip Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengatakan, “Serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa” dan mengingatkan perlunya solusi dua negara.

Menlu Rusia tersebut mencatat dia telah berulang kali mengatakan kepada rekan-rekan Israel bahwa, “Situasi tidak stabil di wilayah tersebut tidak akan tenang tanpa pembentukan negara Palestina melalui negosiasi, dan akan selalu ada ancaman terhadap Yerusalem Barat dari wilayah Palestina yang tidak stabil.”

Mengingat situasi saat ini di Gaza, menurut Lavrov, pembicaraan langsung antara Palestina dan Israel mengenai solusi dua negara hampir tidak mungkin dilakukan.

“Namun, Moskow mengirimkan sinyal ke Israel bahwa jalan keluar damai harus ditemukan daripada menyelesaikan strategi bumi hangus yang diumumkan di Gaza,” papar dia.



Menlu Rusia mencatat, “Eskalasi konflik Gaza telah mengirimkan sinyal kepada Barat bahwa mereka harus memikirkan tidak hanya mengenai Ukraina, di mana mereka ingin menimbulkan kekalahan strategis terhadap Rusia di medan perang, namun juga tentang bagaimana mereka dapat melakukan hal tersebut untuk menjamin kepentingan keamanan secara umum.”

Pada Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengingat kembali posisi Moskow mengenai konflik Gaza bahwa dua negara berdaulat independen harus dibentuk berdasarkan keputusan Dewan Keamanan PBB.

Namun Putin menekankan poin utamanya saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan.

Pada hari yang sama, PM Israel Benjamin Netanyahu berpidato di depan bangsa tersebut dan mengatakan, “Kita menghujani Hamas dengan api neraka.”

Netanyahu juga menjanjikan “serangan darat” ke Gaza.

Pada Jumat, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan selain serangan beberapa hari terakhir, pasukan darat “memperluas” aktivitas mereka.

Beberapa jam kemudian, Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan di X bahwa mereka menyerukan seluruh dunia “untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan perang ini.”

Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan hingga 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza dan memutus pasokan air, listrik, bahan bakar, dan medis di wilayah tersebut.

Para pejabat Palestina mengatakan jumlah korban tewas telah melebihi 7.000 orang, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak.

Sistem rumah sakit di Gaza dilaporkan telah runtuh total, sementara organisasi kemanusiaan dan jurnalis internasional mengatakan mereka kehilangan kontak dengan rekan-rekan mereka di tengah intensifnya pemboman Israel.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More