Swedia Akan Usir Pria Irak Pembakar Al-Quran
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 00:18 WIB
STOCKHOLM - Badan Migrasi Swedia telah memutuskan untuk mengusir seorang pria Irak yang membakar Al-Quran saat berdemonstrasi beberapa bulan terakhir di Stockholm. Begitu laporan stasiun televisi Swedia, TV4.
Pada bulan Agustus, Swedia meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan peningkatan ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri setelah pembakaran al-Quran membuat marah umat Islam dan memicu ancaman dari ekstremis.
Beberapa aksi dipimpin oleh Salwan Momika, seorang pengungsi asal Irak yang menyatakan ingin memprotes seluruh institusi Islam dan melarang kitab sucinya.
“Badan Migrasi telah memutuskan untuk mengusir orang tersebut dari Swedia,” TV4 mengutip pernyataan badan migrasi tersebut seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/10/2023).
Namun, mereka memberikan izin tinggal sementara hingga 16 April 2024 karena kesulitan dalam melaksanakan keputusan tersebut, katanya.
Badan Migrasi Swedia tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Pada bulan Juli, pihaknya mengatakan sedang memeriksa ulang izin tinggal pria tersebut.
“Saya tidak akan meninggalkan Swedia. Saya akan hidup dan mati di Swedia. Badan Migrasi Swedia telah melakukan kesalahan serius. Saya menduga ada motif politik tersembunyi di balik keputusan ini. Saya akan mengajukan banding,” kata Momika kepada lembaga penyiaran publik Swedia, SVT.
Pada bulan Agustus, Swedia meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan peningkatan ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri setelah pembakaran al-Quran membuat marah umat Islam dan memicu ancaman dari ekstremis.
Beberapa aksi dipimpin oleh Salwan Momika, seorang pengungsi asal Irak yang menyatakan ingin memprotes seluruh institusi Islam dan melarang kitab sucinya.
“Badan Migrasi telah memutuskan untuk mengusir orang tersebut dari Swedia,” TV4 mengutip pernyataan badan migrasi tersebut seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/10/2023).
Namun, mereka memberikan izin tinggal sementara hingga 16 April 2024 karena kesulitan dalam melaksanakan keputusan tersebut, katanya.
Badan Migrasi Swedia tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Pada bulan Juli, pihaknya mengatakan sedang memeriksa ulang izin tinggal pria tersebut.
“Saya tidak akan meninggalkan Swedia. Saya akan hidup dan mati di Swedia. Badan Migrasi Swedia telah melakukan kesalahan serius. Saya menduga ada motif politik tersembunyi di balik keputusan ini. Saya akan mengajukan banding,” kata Momika kepada lembaga penyiaran publik Swedia, SVT.
tulis komentar anda