5 Fakta Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Tolak Pengungsi Palestina Hingga Raih Kekuasaan Melalui Kudeta
Kamis, 26 Oktober 2023 - 16:05 WIB
KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi baru-baru ini tengah mencuri perhatian publik setelah mengungkapkan penolakan terhadap pengungsi Palestina yang berasal dari Gaza.
Sosok pemimpin Negeri Piramid ini memang dianggap sebagai tokoh yang cukup kontroversial, terutama bagi Negara Arab. Meski pada awalnya dirinya dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat Mesir.
5 Fakta Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi
Dilansir dari Reuters, Presiden Abdel Fattah al-Sisi pada Rabu mengatakan jutaan warga Mesir akan menolak pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai.
Sisi juga mengungkapkan jika rakyat Mesir akan melakukan protes besar-besaran jika diminta menampung warga Gaza ke Sinai.
Ini merupakan bentuk kewaspadaan Mesir karena pada satu dekade lalu, sempat terjadi pemberontakan kelompok Islam besar-besaran di Sinai.
Namun tindakan ini justru memicu protes dari sejumlah warga Mesir pada tanggal 25 Oktober 2023 di pusat kota Kairo, dan di kampus Universitas Kairo.
Sisi yang lahir pada 19 November 1954 berhasil lulus dari Akademi Militer Mesir pada tahun 1977. Setelah itu, dia lantas masuk dalam satuan Angkatan Darat Mesir sebagai komando divisi mekanis.
Sepak terjangnya di militer Mesir sendiri terbilang sukses, karena dirinya sempat dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (Scaf). Pasukan inilah yang menjadi dalang terjadinya kudeta.
Pada tahun 2013, masyarakat Mesir mulai banyak mengkritik kepemimpinan Presiden Morsi karena kesulitan ekonomi yang tak kunjung usai.
Hingga pada bulan Juni, Jenderal Sisi memperingatkan akan menurunkan tentaranya jika pemerintah tidak menanggapi "kehendak rakyat".
Seiring meningkatnya tekanan publik, Sisi akhirnya mengeluarkan ultimatum pada tanggal 1 Juli 2013 supaya pemerintah dapat menyelesaikan krisis dalam waktu dua hari atau menghadapi invasi militer.
Morsi yang mencoba bernegosiasi lantas ditolak dan akhirnya dia ditahan dan dicopot jabatannya pada tanggal 3 Juli.
Sisi akhirnya mendapat kepopularitasan setahun setelah kudeta. Pada tahun 2014 dirinya sempat diangkat menjadi Perwira Tinggi, pangkat tertinggi tentara Mesir, dan diusulkan menjadi Presiden Mesir selanjutnya.
Sisi lantas mengumumkan pengundurannya dari militer dan memilih untuk ikut pemilu presiden. Dari situlah dia berhasil mengantongi mayoritas suara yakni 97 % dan menjadi Presiden Mesir.
Mantan Jenderal ini juga kembali terpilih di tahun 2018, namun pada pemilu itu terdapat beberapa hal yang cukup kontroversial. Karena semua pihak oposisi secara tiba-tiba mundur ketika akan pemilu.
Kontroversi terbesar sepanjang kepemimpinan Sisi terjadi pada tahun 2017, ketika melancarkan kampanye militer baru melawan kelompok militan yang berada di semenanjung Sinai.
Lebih dari 300 orang tewas dalam serangan bom dan senjata di sebuah masjid di Sinai utara akibat serangan itu. Kala itu, dia mulai menganggap bahwa dirinyalah yang mampu menjaga keamanan Mesir.
Bahkan Presiden AS Donald Trump ketika masih berkuasa, menganggap Sisi sebagai pemimpin diktator favoritnya. Sebab Presiden Mesir itu dinilai sangat membenci gerakan militan.
Sosok pemimpin Negeri Piramid ini memang dianggap sebagai tokoh yang cukup kontroversial, terutama bagi Negara Arab. Meski pada awalnya dirinya dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat Mesir.
5 Fakta Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi
1. Menolak Pengungsi Palestina
Dilansir dari Reuters, Presiden Abdel Fattah al-Sisi pada Rabu mengatakan jutaan warga Mesir akan menolak pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai.
Sisi juga mengungkapkan jika rakyat Mesir akan melakukan protes besar-besaran jika diminta menampung warga Gaza ke Sinai.
Ini merupakan bentuk kewaspadaan Mesir karena pada satu dekade lalu, sempat terjadi pemberontakan kelompok Islam besar-besaran di Sinai.
Namun tindakan ini justru memicu protes dari sejumlah warga Mesir pada tanggal 25 Oktober 2023 di pusat kota Kairo, dan di kampus Universitas Kairo.
2. Mantan Militer Angkatan Darat
Sisi yang lahir pada 19 November 1954 berhasil lulus dari Akademi Militer Mesir pada tahun 1977. Setelah itu, dia lantas masuk dalam satuan Angkatan Darat Mesir sebagai komando divisi mekanis.
Sepak terjangnya di militer Mesir sendiri terbilang sukses, karena dirinya sempat dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (Scaf). Pasukan inilah yang menjadi dalang terjadinya kudeta.
3. Melakukan Kudeta
Pada tahun 2013, masyarakat Mesir mulai banyak mengkritik kepemimpinan Presiden Morsi karena kesulitan ekonomi yang tak kunjung usai.
Hingga pada bulan Juni, Jenderal Sisi memperingatkan akan menurunkan tentaranya jika pemerintah tidak menanggapi "kehendak rakyat".
Seiring meningkatnya tekanan publik, Sisi akhirnya mengeluarkan ultimatum pada tanggal 1 Juli 2013 supaya pemerintah dapat menyelesaikan krisis dalam waktu dua hari atau menghadapi invasi militer.
Morsi yang mencoba bernegosiasi lantas ditolak dan akhirnya dia ditahan dan dicopot jabatannya pada tanggal 3 Juli.
4. Menjadi Presiden
Sisi akhirnya mendapat kepopularitasan setahun setelah kudeta. Pada tahun 2014 dirinya sempat diangkat menjadi Perwira Tinggi, pangkat tertinggi tentara Mesir, dan diusulkan menjadi Presiden Mesir selanjutnya.
Sisi lantas mengumumkan pengundurannya dari militer dan memilih untuk ikut pemilu presiden. Dari situlah dia berhasil mengantongi mayoritas suara yakni 97 % dan menjadi Presiden Mesir.
Mantan Jenderal ini juga kembali terpilih di tahun 2018, namun pada pemilu itu terdapat beberapa hal yang cukup kontroversial. Karena semua pihak oposisi secara tiba-tiba mundur ketika akan pemilu.
5. Kontroversi Abdul Fattah as-Sisi
Kontroversi terbesar sepanjang kepemimpinan Sisi terjadi pada tahun 2017, ketika melancarkan kampanye militer baru melawan kelompok militan yang berada di semenanjung Sinai.
Lebih dari 300 orang tewas dalam serangan bom dan senjata di sebuah masjid di Sinai utara akibat serangan itu. Kala itu, dia mulai menganggap bahwa dirinyalah yang mampu menjaga keamanan Mesir.
Bahkan Presiden AS Donald Trump ketika masih berkuasa, menganggap Sisi sebagai pemimpin diktator favoritnya. Sebab Presiden Mesir itu dinilai sangat membenci gerakan militan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda