Tentara Israel Marah pada Putra Netanyahu karena Tak Ikut Perang dan Hidup Enak di AS
Rabu, 25 Oktober 2023 - 06:45 WIB
TEL AVIV - Para tentara Israel marah pada putra Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Yair, karena tidak termasuk di antara 300.000 tentara cadangan yang dimobilisasi untuk perang melawan Hamas.
Yair saat ini hidup enak di Florida, Amerika Serikat (AS), untuk melakukan kegiatan amal nirlaba.
Menurut laporan Times of London, para tentara Israel merasa tindakan Yair adalah pengkhianatan.
“Yair menikmati hidupnya di Miami Beach sementara saya berada di garis depan,” kesal seorang tentara yang ditugaskan menghadapi Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon, kepada surat kabar Inggris tersebut.
Meminta tak disebutkan namanya karena alasan keamanan, tentara tersebut mengeluh bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas situasi ini tidak memikul beban mereka, sehingga memicu ketidakpercayaan dan kemarahan di kalangan tentara Israel.
“Saudara-saudara kita, bapak-bapak kita, anak-anak kita, semua akan maju ke garis depan, tapi Yair masih belum ada di sini. Hal ini tidak membantu membangun kepercayaan pada kepemimpinan negara,” kata tentara tersebut kepada Times of London, yang dilansir Rabu (25/10/2023).
Tentara lainnya, yang menjadi sukarelawan dan bersiap untuk dikerahkan ke front selatan melawan Hamas, mengatakan bahwa dia terbang kembali dari Amerika dan meninggalkan pekerjaan, kehidupan, dan keluarganya.
“Tidak mungkin saya bisa tinggal di sana dan meninggalkan negara saya, rakyat saya, pada saat kritis ini. Di mana putra perdana menteri? Kenapa dia tidak ada di Israel?” kata prajurit itu, yang juga berbicara dalam kondisi anonim.
Yair saat ini hidup enak di Florida, Amerika Serikat (AS), untuk melakukan kegiatan amal nirlaba.
Menurut laporan Times of London, para tentara Israel merasa tindakan Yair adalah pengkhianatan.
“Yair menikmati hidupnya di Miami Beach sementara saya berada di garis depan,” kesal seorang tentara yang ditugaskan menghadapi Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon, kepada surat kabar Inggris tersebut.
Meminta tak disebutkan namanya karena alasan keamanan, tentara tersebut mengeluh bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas situasi ini tidak memikul beban mereka, sehingga memicu ketidakpercayaan dan kemarahan di kalangan tentara Israel.
“Saudara-saudara kita, bapak-bapak kita, anak-anak kita, semua akan maju ke garis depan, tapi Yair masih belum ada di sini. Hal ini tidak membantu membangun kepercayaan pada kepemimpinan negara,” kata tentara tersebut kepada Times of London, yang dilansir Rabu (25/10/2023).
Tentara lainnya, yang menjadi sukarelawan dan bersiap untuk dikerahkan ke front selatan melawan Hamas, mengatakan bahwa dia terbang kembali dari Amerika dan meninggalkan pekerjaan, kehidupan, dan keluarganya.
“Tidak mungkin saya bisa tinggal di sana dan meninggalkan negara saya, rakyat saya, pada saat kritis ini. Di mana putra perdana menteri? Kenapa dia tidak ada di Israel?” kata prajurit itu, yang juga berbicara dalam kondisi anonim.
Lihat Juga :
tulis komentar anda