Dubes Israel untuk PBB: Iran adalah Rezim Nazi
Senin, 16 Oktober 2023 - 16:15 WIB
NEW YORK - Duta Besar (Dubes) Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan dalam wawancara dengan media Iran bahwa pemerintahan saat ini di Teheran menunjukkan perilaku yang mirip dengan Nazi Jerman.
“Rezim Ayatollah saat ini persis seperti rezim Nazi selama Perang Dunia Kedua,” ujar Erdan pada Sabtu (14/10/2023), dalam wawancara dengan organisasi media Iran International yang berbasis di London.
Dia menambahkan, “Dunia perlu memahami bahwa mereka harus dihadapkan pada ancaman militer yang dapat dipercaya, karena mereka merupakan ancaman langsung bagi kita semua.”
Sekitar 1.300 orang tewas dalam operasi Badai Al Aqsa Sabtu pagi lalu ketika sejumlah besar pejuang Hamas memasuki Israel setelah menembakkan rentetan roket ke wilayahnya.
Insiden ini disebut-sebut sebagai kehilangan nyawa orang Yahudi terbesar dalam satu hari sejak Holocaust.
Laporan juga menunjukkan pejuang Hamas menyandera sekitar 150 orang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant keduanya mengindikasikan mereka yakin Iran harus memikul tanggung jawab atas serangan itu.
Israel telah menanggapi serangan Hamas dengan membombardir Gaza dengan serangan udara dan artileri yang telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di daerah kantong tersebut.
Sekitar 2.300 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, membantah Teheran terlibat secara formal dalam operasi Hamas, meski telah menyatakan dukungan kuat untuk Hamas.
Namun, Erdan mengatakan kepada Iran International bahwa para pemimpin Hamas telah secara terbuka menyatakan terima kasih kepada Teheran karena menyediakan senjata dan pendanaan, yang menurutnya meniadakan persyaratan membuktikan keterlibatan langsung Iran dalam serangan itu.
Namun, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan pekan lalu bahwa, “Washington belum melihat bukti kuat dan nyata bahwa Iran terlibat langsung dalam berpartisipasi atau menyediakan sumber daya dan merencanakan serangkaian serangan kompleks yang dilakukan Hamas.”
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis mengindikasikan keyakinannya bahwa Iran memikul tanggung jawab membantu pertumbuhan Hamas hingga mereka berhasil merencanakan dan melaksanakan operasi tersebut.
Namun dia menambahkan, “Tidak ada bukti kuat bahwa Iran secara operasional mendukung serangan pengecut ini.”
“Rezim Ayatollah saat ini persis seperti rezim Nazi selama Perang Dunia Kedua,” ujar Erdan pada Sabtu (14/10/2023), dalam wawancara dengan organisasi media Iran International yang berbasis di London.
Dia menambahkan, “Dunia perlu memahami bahwa mereka harus dihadapkan pada ancaman militer yang dapat dipercaya, karena mereka merupakan ancaman langsung bagi kita semua.”
Sekitar 1.300 orang tewas dalam operasi Badai Al Aqsa Sabtu pagi lalu ketika sejumlah besar pejuang Hamas memasuki Israel setelah menembakkan rentetan roket ke wilayahnya.
Insiden ini disebut-sebut sebagai kehilangan nyawa orang Yahudi terbesar dalam satu hari sejak Holocaust.
Laporan juga menunjukkan pejuang Hamas menyandera sekitar 150 orang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant keduanya mengindikasikan mereka yakin Iran harus memikul tanggung jawab atas serangan itu.
Israel telah menanggapi serangan Hamas dengan membombardir Gaza dengan serangan udara dan artileri yang telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di daerah kantong tersebut.
Sekitar 2.300 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, membantah Teheran terlibat secara formal dalam operasi Hamas, meski telah menyatakan dukungan kuat untuk Hamas.
Namun, Erdan mengatakan kepada Iran International bahwa para pemimpin Hamas telah secara terbuka menyatakan terima kasih kepada Teheran karena menyediakan senjata dan pendanaan, yang menurutnya meniadakan persyaratan membuktikan keterlibatan langsung Iran dalam serangan itu.
Namun, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan pekan lalu bahwa, “Washington belum melihat bukti kuat dan nyata bahwa Iran terlibat langsung dalam berpartisipasi atau menyediakan sumber daya dan merencanakan serangkaian serangan kompleks yang dilakukan Hamas.”
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis mengindikasikan keyakinannya bahwa Iran memikul tanggung jawab membantu pertumbuhan Hamas hingga mereka berhasil merencanakan dan melaksanakan operasi tersebut.
Namun dia menambahkan, “Tidak ada bukti kuat bahwa Iran secara operasional mendukung serangan pengecut ini.”
(sya)
tulis komentar anda