Kanselir Jerman Cegah Pengiriman Rudal Taurus ke Ukraina karena Takut pada Rusia
Kamis, 28 September 2023 - 13:10 WIB
BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mencegah pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina karena dia takut hal itu akan mengarah pada konfrontasi militer dengan Rusia.
Hal itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) dalam laporan yang mengutip sumber-sumber terkait di Berlin. Laporan tersebut diterbitkan Rabu (27/9/2023).
Para anggota lain dari koalisi yang berkuasa di pemerintahan Jerman sebenarnya telah menyetujui pengiriman rudal Taurus ke Ukraina.
Namun, pada 4 September, anggota Parlemen Jerman Marie-Agnes Strack-Zimmermann menulis di media sosial X: "Dia (Scholz) sendiri yang memblokir keputusan ini dalam koalisi".
Menurut sumber yang dikutip oleh Wall Street Journal, Scholz khawatir personel Jerman harus bekerja dengan rudal di Ukraina, sebuah tindakan yang menurutnya memerlukan pemungutan suara dari Parlemen.
Selain itu, Scholz takut bahwa kehadiran pasukan Jerman di Ukraina dapat menyebabkan “konfrontasi militer langsung dengan Rusia”.
Tidak jelas mengapa Scholz mengeklaim personel Jerman harus ditempatkan secara fisik di Ukraina agar rudal Taurus dapat digunakan.
Rudal Taurus telah menjadi subjek banyak diskusi dan perdebatan, dan sebagian besar keraguan Jerman berasal dari kemungkinan rudal tersebut digunakan di wilayah Rusia.
Ukraina telah menerima rudal jarak jauh lainnya dari sekutunya, seperti Storm Shadow dari Inggris dan SCALP buatan Perancis, namun Taurus memiliki jangkauan yang jauh lebih jauh.
Di balik layar, para pejabat dari Inggris meyakinkan rekan-rekan mereka di Jerman bahwa Ukraina tidak menggunakan rudal Storm Shadow terhadap target tanpa persetujuan sebelumnya.
Negosiasi mengenai pengiriman rudal ATACMS buatan Amerika Serikat, yang memiliki jangkauan lebih jauh daripada Taurus, telah berlangsung selama satu tahun. Meskipun bantuan tersebut tidak dimasukkan dalam uraian bantuan militer AS yang terakhir pada 21 September, laporan media AS merinci bahwa beberapa bantuan mungkin akan segera ditransfer.
Hal itu diungkap Wall Street Journal (WSJ) dalam laporan yang mengutip sumber-sumber terkait di Berlin. Laporan tersebut diterbitkan Rabu (27/9/2023).
Para anggota lain dari koalisi yang berkuasa di pemerintahan Jerman sebenarnya telah menyetujui pengiriman rudal Taurus ke Ukraina.
Namun, pada 4 September, anggota Parlemen Jerman Marie-Agnes Strack-Zimmermann menulis di media sosial X: "Dia (Scholz) sendiri yang memblokir keputusan ini dalam koalisi".
Menurut sumber yang dikutip oleh Wall Street Journal, Scholz khawatir personel Jerman harus bekerja dengan rudal di Ukraina, sebuah tindakan yang menurutnya memerlukan pemungutan suara dari Parlemen.
Selain itu, Scholz takut bahwa kehadiran pasukan Jerman di Ukraina dapat menyebabkan “konfrontasi militer langsung dengan Rusia”.
Tidak jelas mengapa Scholz mengeklaim personel Jerman harus ditempatkan secara fisik di Ukraina agar rudal Taurus dapat digunakan.
Rudal Taurus telah menjadi subjek banyak diskusi dan perdebatan, dan sebagian besar keraguan Jerman berasal dari kemungkinan rudal tersebut digunakan di wilayah Rusia.
Ukraina telah menerima rudal jarak jauh lainnya dari sekutunya, seperti Storm Shadow dari Inggris dan SCALP buatan Perancis, namun Taurus memiliki jangkauan yang jauh lebih jauh.
Di balik layar, para pejabat dari Inggris meyakinkan rekan-rekan mereka di Jerman bahwa Ukraina tidak menggunakan rudal Storm Shadow terhadap target tanpa persetujuan sebelumnya.
Negosiasi mengenai pengiriman rudal ATACMS buatan Amerika Serikat, yang memiliki jangkauan lebih jauh daripada Taurus, telah berlangsung selama satu tahun. Meskipun bantuan tersebut tidak dimasukkan dalam uraian bantuan militer AS yang terakhir pada 21 September, laporan media AS merinci bahwa beberapa bantuan mungkin akan segera ditransfer.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda