Rusia Sukses Atasi Sanksi Barat, Kini Gila-gilaan Produksi Rudal
Jum'at, 15 September 2023 - 02:46 WIB
MOSKOW - Rusia telah sukses mengatasi sanksi-sanksi Barat dan pengekangan ekspor yang dimaksudkan untuk melumpuhkan kekuatan militernya.
Sekarang, Moskow gila-gilaan meningkatkan produksi rudal ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang dicapai sebelum perang Ukraina dimulai. Surat kabar New York Timesmengungkapkeberhasilan Rusia tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Rabu (13/9/2023).
Laporan yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan sanksi Barat memang telah membatasi produksi rudal Rusia selama kurang lebih enam bulan setelah Moskow melancarkan serangan militernya terhadap Kyiv pada Februari 2022. Namun kontraktor pertahanan Rusia kemudian berhasil memulihkan situasi dan bahkan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Prestasi manufaktur ini, lanjut laporan tersebut, telah membuat Ukraina sangat rentan terhadap serangan intensif dalam beberapa bulan mendatang, termasuk kemungkinan serangan terhadap infrastruktur energi pada musim gugur dan musim dingin.
Para pejabat AS, yang berbicara kepada surat kabar tersebut tanpa menyebut nama, mengakui bahwa kompleks industri militer Rusia telah mengatasi upaya Barat untuk menghambat produksi.
Mereka mengeklaim bahwa Moskow telah memperoleh komponen-komponen langka melalui “jaringan penyelundupan yang luas”, mengarahkan komponen-komponen tersebut melalui negara-negara seperti Armenia dan Türki.
Salah satu masalahnya adalah beberapa bahan tersebut tidak spesifik untuk industri pertahanan dan oleh karena itu tidak menimbulkan tanda bahaya.
“Salah satu tantangan bagi pemerintah AS adalah bahwa Rusia tidak memerlukan chip kelas atas yang lebih mudah dilacak, namun chip yang dikomoditisasi yang dapat digunakan dalam berbagai hal, tidak hanya peluru kendali,” tulis surat kabar New York Times.
Sekarang, Moskow gila-gilaan meningkatkan produksi rudal ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang dicapai sebelum perang Ukraina dimulai. Surat kabar New York Timesmengungkapkeberhasilan Rusia tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Rabu (13/9/2023).
Laporan yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan sanksi Barat memang telah membatasi produksi rudal Rusia selama kurang lebih enam bulan setelah Moskow melancarkan serangan militernya terhadap Kyiv pada Februari 2022. Namun kontraktor pertahanan Rusia kemudian berhasil memulihkan situasi dan bahkan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Baca Juga
Prestasi manufaktur ini, lanjut laporan tersebut, telah membuat Ukraina sangat rentan terhadap serangan intensif dalam beberapa bulan mendatang, termasuk kemungkinan serangan terhadap infrastruktur energi pada musim gugur dan musim dingin.
Para pejabat AS, yang berbicara kepada surat kabar tersebut tanpa menyebut nama, mengakui bahwa kompleks industri militer Rusia telah mengatasi upaya Barat untuk menghambat produksi.
Mereka mengeklaim bahwa Moskow telah memperoleh komponen-komponen langka melalui “jaringan penyelundupan yang luas”, mengarahkan komponen-komponen tersebut melalui negara-negara seperti Armenia dan Türki.
Salah satu masalahnya adalah beberapa bahan tersebut tidak spesifik untuk industri pertahanan dan oleh karena itu tidak menimbulkan tanda bahaya.
“Salah satu tantangan bagi pemerintah AS adalah bahwa Rusia tidak memerlukan chip kelas atas yang lebih mudah dilacak, namun chip yang dikomoditisasi yang dapat digunakan dalam berbagai hal, tidak hanya peluru kendali,” tulis surat kabar New York Times.
tulis komentar anda