AS Akan Pasok Ukraina dengan Rudal ATACMS, Rusia dalam Bahaya
Minggu, 10 September 2023 - 01:13 WIB
KYIV - Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan memasok Ukraina dengan rudal canggih ATACMS. Jika benar-benar dilakukan, maka wilayah Rusia dalam bahaya karena bisa dijangkau oleh misil tersebut.
Dua pejabat AS, mengatakan kepada ABC dalam kondisi anonim pada Sabtu (9/9/2023) bahwa Washington akan memberi Kyiv rudal ATACMS jarak jauh setelah menemukan misil itu surplus dalam persediaan Pentagon.
Kyiv telah menuntut rudal-rudal semacam itu selama lebih dari setahun, namun AS sejauh ini menundanya karena takut memicu konflik yang lebih luas dengan Rusia.
“Mereka akan datang,” kata salah satu pejabat AS kepada ABC, sementara pejabat yang lain mengatakan bahwa transfer rudal ATACMS masih direncanakan dan akan bergantung pada persetujuan akhir dari Presiden AS Joe Biden.
Pernah digunakan pasukan AS dalam Perang Teluk dan Perang Irak, MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS) memiliki jangkauan hingga 300 kilometer (190 mil) dan dapat ditembakkan dari platform M270 MLRS dan M142 HIMARS, yang sudah dikirim ke Ukraina oleh AS dan Inggris.
Jangkauan ATACMS akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang sasaran yang jauh di belakang perbatasan Rusia, termasuk di Crimea. Karena alasan ini, AS telah menolak permintaan rudal tersebut oleh Ukraina sejak tahun lalu.
Pada Juli lalu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan: “Meskipun tujuan utama Amerika Serikat adalah untuk mendukung dan membela Ukraina, tujuan utama lainnya adalah untuk memastikan bahwa kita tidak berakhir dalam keadaan yang mengarah pada Perang Dunia III.”
Para pejabat Gedung Putih dan Pentagon juga mengeklaim bahwa AS mempunyai cadangan rudal yang terlalu sedikit.
Namun, kedua pejabat tersebut mengatakan kepada ABC bahwa AS mendapati diri mereka memiliki lebih banyak ATACMS dalam inventarisnya daripada yang diperkirakan sebelumnya.
ABC menggambarkan rencana AS sebagai sesuatu yang mengejutkan. Meskipun jumlah dan kondisi rudal-rudal ini belum jelas, Gedung Putih juga dilaporkan menyetujui penggunaannya untuk menargetkan Crimea.
“Saya pikir target spesifik di Crimea adalah komando dan kontrol, pusat logistik—terutama fasilitas amunisi—dan pangkalan udara,” kata mantan perwira CIA dan Wakil Asisten Menteri Pertahanan Mick Mulroy kepada ABC.
Namun, Kyiv juga menggunakan senjata Barat untuk menyerang sasaran sipil di Crimea, termasuk beberapa jembatan yang terhantem kena rudal jelajah Storm Shadow Inggris pada musim panas ini. Jembatan Crimea yang lebih besar-–yang menghubungkan semenanjung dengan daratan Rusia-–juga terkena bom truk dan drone Angkatan Laut, dan kedua serangan tersebut menewaskan lima warga sipil.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman persenjataan yang lebih canggih dari Barat ke Ukraina dapat memicu eskalasi permusuhan yang besar. "Apapun bisa terjadi. Tidak ada yang bisa dikesampingkan di tengah kebuntuan proksi yang intens antara NATO dan Rusia,” kata wakil utusan Moskow untuk PBB, Dmitry Polyansky, yang dilansir dari RT.
Dua pejabat AS, mengatakan kepada ABC dalam kondisi anonim pada Sabtu (9/9/2023) bahwa Washington akan memberi Kyiv rudal ATACMS jarak jauh setelah menemukan misil itu surplus dalam persediaan Pentagon.
Kyiv telah menuntut rudal-rudal semacam itu selama lebih dari setahun, namun AS sejauh ini menundanya karena takut memicu konflik yang lebih luas dengan Rusia.
“Mereka akan datang,” kata salah satu pejabat AS kepada ABC, sementara pejabat yang lain mengatakan bahwa transfer rudal ATACMS masih direncanakan dan akan bergantung pada persetujuan akhir dari Presiden AS Joe Biden.
Pernah digunakan pasukan AS dalam Perang Teluk dan Perang Irak, MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS) memiliki jangkauan hingga 300 kilometer (190 mil) dan dapat ditembakkan dari platform M270 MLRS dan M142 HIMARS, yang sudah dikirim ke Ukraina oleh AS dan Inggris.
Jangkauan ATACMS akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang sasaran yang jauh di belakang perbatasan Rusia, termasuk di Crimea. Karena alasan ini, AS telah menolak permintaan rudal tersebut oleh Ukraina sejak tahun lalu.
Pada Juli lalu, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan: “Meskipun tujuan utama Amerika Serikat adalah untuk mendukung dan membela Ukraina, tujuan utama lainnya adalah untuk memastikan bahwa kita tidak berakhir dalam keadaan yang mengarah pada Perang Dunia III.”
Para pejabat Gedung Putih dan Pentagon juga mengeklaim bahwa AS mempunyai cadangan rudal yang terlalu sedikit.
Namun, kedua pejabat tersebut mengatakan kepada ABC bahwa AS mendapati diri mereka memiliki lebih banyak ATACMS dalam inventarisnya daripada yang diperkirakan sebelumnya.
ABC menggambarkan rencana AS sebagai sesuatu yang mengejutkan. Meskipun jumlah dan kondisi rudal-rudal ini belum jelas, Gedung Putih juga dilaporkan menyetujui penggunaannya untuk menargetkan Crimea.
“Saya pikir target spesifik di Crimea adalah komando dan kontrol, pusat logistik—terutama fasilitas amunisi—dan pangkalan udara,” kata mantan perwira CIA dan Wakil Asisten Menteri Pertahanan Mick Mulroy kepada ABC.
Namun, Kyiv juga menggunakan senjata Barat untuk menyerang sasaran sipil di Crimea, termasuk beberapa jembatan yang terhantem kena rudal jelajah Storm Shadow Inggris pada musim panas ini. Jembatan Crimea yang lebih besar-–yang menghubungkan semenanjung dengan daratan Rusia-–juga terkena bom truk dan drone Angkatan Laut, dan kedua serangan tersebut menewaskan lima warga sipil.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman persenjataan yang lebih canggih dari Barat ke Ukraina dapat memicu eskalasi permusuhan yang besar. "Apapun bisa terjadi. Tidak ada yang bisa dikesampingkan di tengah kebuntuan proksi yang intens antara NATO dan Rusia,” kata wakil utusan Moskow untuk PBB, Dmitry Polyansky, yang dilansir dari RT.
(mas)
tulis komentar anda