Serangan Balik Ukraina Makin Menjadi-jadi, Rusia Didesak Luncurkan Serangan Nuklir

Rabu, 30 Agustus 2023 - 07:41 WIB
Moskow didesak luncurkan serangan nuklir setelah serangan balik Ukraina berhasil merebut kembali wilayah Robotyne dari pasukan Rusia. Foto/REUTERS
MOSKOW - Serangan balik Ukraina terhadap pasukan Rusia semakin menjadi-jadi, yang terbaru berhasil merebut kembali wilayah Robotyne di Zaporizhzhia. Moskow pun didesak untuk meluncurkan serangan nuklir.

Desakan ini disuarakan Andrey Gurulyov, seorang anggota Parlemen atau Duma yang juga mantan komandan militer Rusia.

Berbicara di stasiun televisi pemerintah, Gurulyov merespons jatuhnya wilayah Robotyne ke tangan pasukan Kyiv. "Daerah tersebut adalah kasus yang sempurna untuk serangan nuklir taktis," seru Gurulyov, seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (30/8/2023).

Gurulyov menanggapi pengumuman Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar pada Senin pagi bahwa pasukan Kyiv telah merebut kembali Robotyne dan berusaha untuk maju lebih jauh.





Kyiv sedang melakukan serangan balik selama tiga bulan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia sejak Februari 2022, dengan bentrokan sengit terjadi di sepanjang garis depan di wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia.

Moskow selama ini beranggapan serangan balik Kyiv gagal, meski pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengakui bahwa serangan balik pasukannya lambat.

Penggunaan senjata nuklir telah sering dibahas selama perang Rusia di Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada bulan September 2022 bahwa dia akan siap menggunakan senjata semacam itu untuk mempertahankan wilayah Rusia.

Dalam siaran di Russia-1, tokoh media yang dikenal sebagai corong Kremlin; Vladimir Solovyov, mengatakan kepada rekan-rekan tamunya bahwa dia yakin Rusia harus menyerang Ukraina dengan senjata nuklir.

“Segera setelah mereka [negara-negara Barat] secara resmi mengirimkan [F-16], kami melakukan serangan dengan senjata nuklir taktis,” kata Solovyov.

“Mereka yakin kami tidak akan melakukannya. Itu sebabnya hal itu harus dilakukan.”

Secara terpisah pada hari Selasa, Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Alexei Shevtsov mengatakan Rusia mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia sebagai bagian dari tindakan pembalasan terhadap perilaku agresif negara-negara tetangganya di Barat.

Presiden Putin pertama kali mengumumkan pada 25 Maret bahwa Rusia akan menempatkan senjata nuklir di Belarusia, dan mengatakan tindakan tersebut tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi.

Meskipun Belarusia, sekutu setia Kremlin, belum terlibat langsung dalam konflik Ukraina, pasukan Rusia telah diizinkan melakukan latihan di wilayah Belarusia sejak sebelum perang dimulai.

Negara tersebut juga dimanfaatkan Rusia untuk melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Kementerian Luar Negeri Rusia juga menguraikan pada hari Selasa mengenai kondisi apa yang akan mereka lakukan untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir, dan mengatakan bahwa mereka akan melakukannya jika Amerika Serikat melakukannya terlebih dahulu.

Ancaman serangan nuklir juga pernah dilontarkan Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia.

Bulan lalu, Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, mengatakan bahwa “kiamat” nuklir yang melibatkan Rusia dan negara-negara Barat tidak hanya mungkin terjadi, tetapi juga “sangat mungkin terjadi".
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More