Mantan PM Italia: Strategi Perang NATO Lawan Rusia di Ukraina Gagal Total
Senin, 28 Agustus 2023 - 07:24 WIB
ROMA - Mantan Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte mengatakan strategi NATO untuk mengalahkan Rusia dalam perang di Ukraina telah gagal total.
Menurutnya, yang terjadi justru Moskow terus bertahan di tengah lemahnya serangan balasan Kyiv dan sanksi Barat.
Menulis di Facebook, Conte, yang memimpin partai Five Star Movement (Gerakan Bintang Lima), mencatat bahwa permusuhan antara Moskow dan Kyiv selama satu setengah tahun telah menunjukkan bahwa sudah waktunya untuk mengesampingkan penilaian optimistis yang dipicu oleh propaganda perang yang dangkal dan memekakkan telinga di Barat.
"Strategi blok militer pimpinan Amerika Serikat, yang sejauh ini bergantung pada bantuan militer besar-besaran ke Kyiv dan logika eskalasi, telah gagal menghasilkan kehancuran militer Rusia yang sangat diharapkan," kata Conte.
Dia ingat bahwa Ukraina tidak pernah berhasil memukul mundur pasukan Rusia dari Bakhmut, benteng utama Donbas yang direbut Rusia pada bulan Mei setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
“Tidak ada disintegrasi departemen militer dan paramiliter [Rusia], tidak ada kemunduran akibat serangan balasan Ukraina,” tegas mantan PM Italia tersebut, seraya menambahkan bahwa harapan Barat akan gejolak politik dalam negeri di Rusia juga gagal terwujud.
Sementara itu, sanksi keras yang dikenakan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia belum membuat Rusia bangkrut atau melumpuhkan perekonomiannya. "Tujuan lama untuk mengisolasi Moskow sama sekali tidak tercapai," paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (28/8/2023).
Untuk menggarisbawahi maksudnya, politisi tersebut menunjuk pada pertemuan puncak BRICS baru-baru ini—Rusia adalah salah satu anggotanya—yang berakhir dengan perluasan kelompok yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurutnya, yang terjadi justru Moskow terus bertahan di tengah lemahnya serangan balasan Kyiv dan sanksi Barat.
Menulis di Facebook, Conte, yang memimpin partai Five Star Movement (Gerakan Bintang Lima), mencatat bahwa permusuhan antara Moskow dan Kyiv selama satu setengah tahun telah menunjukkan bahwa sudah waktunya untuk mengesampingkan penilaian optimistis yang dipicu oleh propaganda perang yang dangkal dan memekakkan telinga di Barat.
"Strategi blok militer pimpinan Amerika Serikat, yang sejauh ini bergantung pada bantuan militer besar-besaran ke Kyiv dan logika eskalasi, telah gagal menghasilkan kehancuran militer Rusia yang sangat diharapkan," kata Conte.
Dia ingat bahwa Ukraina tidak pernah berhasil memukul mundur pasukan Rusia dari Bakhmut, benteng utama Donbas yang direbut Rusia pada bulan Mei setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
“Tidak ada disintegrasi departemen militer dan paramiliter [Rusia], tidak ada kemunduran akibat serangan balasan Ukraina,” tegas mantan PM Italia tersebut, seraya menambahkan bahwa harapan Barat akan gejolak politik dalam negeri di Rusia juga gagal terwujud.
Sementara itu, sanksi keras yang dikenakan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia belum membuat Rusia bangkrut atau melumpuhkan perekonomiannya. "Tujuan lama untuk mengisolasi Moskow sama sekali tidak tercapai," paparnya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (28/8/2023).
Untuk menggarisbawahi maksudnya, politisi tersebut menunjuk pada pertemuan puncak BRICS baru-baru ini—Rusia adalah salah satu anggotanya—yang berakhir dengan perluasan kelompok yang belum pernah terjadi sebelumnya.
tulis komentar anda