Video Guru Suruh Murid Tampar Siswa Muslim Picu Kemarahan di India
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 11:33 WIB
NEW DELHI - Video seorang guru sekolah di India memperlakukan siswa Muslim berusia tujuh tahun dengan perlakukan yang merendahkan martabat di dalam kelas viral di media sosial. Guru tersebut meminta teman-teman sekelas siswa Muslim itu untuk menampar dan memintanya untuk diusir karena agamanya.
Video yang muncul pada hari Jumat itu menunjukkan guru bernama Trapta Tyagi di sekolah di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, melontarkan pernyataan Islamofobia selain mendorong siswa lain untuk menamparnya lebih keras.
Suara laki-laki di latar belakang video itu terdengar setuju dengan guru.
“Saya telah menyatakan bahwa semua anak Muslim harus pergi,” terdengar ucapan Tyagi dalam video tersebut.
“Kamu benar, itu merusak pendidikan,” terdengar suara laki-laki yang berkata ketika korban berdiri di depan kelas, meratap dan ketakutan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (26/8/2023).
Umat Muslim di Uttar Pradesh berjumlah sekitar seperlima dari 235 juta penduduk wilayah itu.
Orang tua anak berusia tujuh tahun itu, Mohammad Altamash, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden itu terjadi pada hari Kamis di Sekolah Umum Neha di desa Kubbapur, 30 km dari kota Muzaffarnagar.
“Kemarin anak saya pulang sambil menangis,” kata sang ibu, Rubina. “Dia trauma. Ini bukan cara Anda memperlakukan anak-anak,” imbuhnya.
Menurut ayahnya Mohammad Irshad, sang guru meminta teman sekelas anaknya untuk menampar Altamash satu per satu.
“Guru membenarkan tindakannya dengan mengatakan anak saya tidak menghafal pelajaran," ujarnya.
“Anak saya pandai dalam pelajarannya. Dia mengambil uang sekolah. Kami gagal memahami mengapa guru memperlakukannya seperti ini. Sepertinya gurunya penuh kebencian,” tambah pria berusia 42 tahun itu.
Polisi di India telah meminta pengguna media sosial untuk tidak membagikan video tersebut, sehingga mendorong banyak pengguna untuk menghapusnya dari akun mereka.
Irshad, yang seorang petani, mengatakan bahwa perlakuan buruk terhadap putranya adalah akibat dari kebencian yang disebarkan terhadap umat Islam di negara itu, yang digambarkan oleh komentar guru yang terdengar dalam video tersebut.
Rubina menambahkan, sang guru dikabarkan punya kebiasaan menampar siswa dengan teman sekelasnya. Ia menambahkan, beberapa hari yang lalu, siswa lain dari keluarganya juga mengalami perlakuan serupa setelah ia gagal menghafal pelajaran.
Seorang petugas polisi mengatakan kasus akan diajukan setelah mencatat pernyataan anak dan orang tuanya.
Sekolah yang dimaksud memiliki siswa dari komunitas Hindu dan Muslim di wilayah tersebut.
Irshad mengatakan, meskipun gurunya menerima kesalahannya dan meminta maaf atas perilakunya, dia akan memindahkan putranya ke sekolah lain.
“Dia bilang dia tidak akan memperlakukan muridnya dengan buruk lagi,” katanya. “Tetapi ini bukanlah lingkungan yang saya inginkan agar anak saya mendapat pendidikan dan tumbuh besar,” ujarnya.
Ketika video tersebut menjadi viral, hal itu memicu kemarahan di media sosial, dan banyak yang menyoroti meningkatnya Islamofobia di sekolah.
“Sebuah generasi tumbuh dalam masyarakat yang menormalisasi permusuhan dan kebencian,” ucap Nazia Erum, penulis Mothering a Muslim, kepada Al Jazeera.
Dia menyalahkan media dan keadaan politik atas meningkatnya kebencian di negara tersebut yang menurutnya bertujuan untuk terus-menerus membuat populasi minoritas Muslim selalu mendapat sorotan negatif.
Video yang muncul pada hari Jumat itu menunjukkan guru bernama Trapta Tyagi di sekolah di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, melontarkan pernyataan Islamofobia selain mendorong siswa lain untuk menamparnya lebih keras.
Suara laki-laki di latar belakang video itu terdengar setuju dengan guru.
“Saya telah menyatakan bahwa semua anak Muslim harus pergi,” terdengar ucapan Tyagi dalam video tersebut.
“Kamu benar, itu merusak pendidikan,” terdengar suara laki-laki yang berkata ketika korban berdiri di depan kelas, meratap dan ketakutan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (26/8/2023).
Umat Muslim di Uttar Pradesh berjumlah sekitar seperlima dari 235 juta penduduk wilayah itu.
Orang tua anak berusia tujuh tahun itu, Mohammad Altamash, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden itu terjadi pada hari Kamis di Sekolah Umum Neha di desa Kubbapur, 30 km dari kota Muzaffarnagar.
“Kemarin anak saya pulang sambil menangis,” kata sang ibu, Rubina. “Dia trauma. Ini bukan cara Anda memperlakukan anak-anak,” imbuhnya.
Menurut ayahnya Mohammad Irshad, sang guru meminta teman sekelas anaknya untuk menampar Altamash satu per satu.
“Guru membenarkan tindakannya dengan mengatakan anak saya tidak menghafal pelajaran," ujarnya.
“Anak saya pandai dalam pelajarannya. Dia mengambil uang sekolah. Kami gagal memahami mengapa guru memperlakukannya seperti ini. Sepertinya gurunya penuh kebencian,” tambah pria berusia 42 tahun itu.
Polisi di India telah meminta pengguna media sosial untuk tidak membagikan video tersebut, sehingga mendorong banyak pengguna untuk menghapusnya dari akun mereka.
Irshad, yang seorang petani, mengatakan bahwa perlakuan buruk terhadap putranya adalah akibat dari kebencian yang disebarkan terhadap umat Islam di negara itu, yang digambarkan oleh komentar guru yang terdengar dalam video tersebut.
Rubina menambahkan, sang guru dikabarkan punya kebiasaan menampar siswa dengan teman sekelasnya. Ia menambahkan, beberapa hari yang lalu, siswa lain dari keluarganya juga mengalami perlakuan serupa setelah ia gagal menghafal pelajaran.
Seorang petugas polisi mengatakan kasus akan diajukan setelah mencatat pernyataan anak dan orang tuanya.
Sekolah yang dimaksud memiliki siswa dari komunitas Hindu dan Muslim di wilayah tersebut.
Irshad mengatakan, meskipun gurunya menerima kesalahannya dan meminta maaf atas perilakunya, dia akan memindahkan putranya ke sekolah lain.
“Dia bilang dia tidak akan memperlakukan muridnya dengan buruk lagi,” katanya. “Tetapi ini bukanlah lingkungan yang saya inginkan agar anak saya mendapat pendidikan dan tumbuh besar,” ujarnya.
Ketika video tersebut menjadi viral, hal itu memicu kemarahan di media sosial, dan banyak yang menyoroti meningkatnya Islamofobia di sekolah.
“Sebuah generasi tumbuh dalam masyarakat yang menormalisasi permusuhan dan kebencian,” ucap Nazia Erum, penulis Mothering a Muslim, kepada Al Jazeera.
Dia menyalahkan media dan keadaan politik atas meningkatnya kebencian di negara tersebut yang menurutnya bertujuan untuk terus-menerus membuat populasi minoritas Muslim selalu mendapat sorotan negatif.
(ian)
tulis komentar anda