Korea Utara Murka Jepang Buang Air Limbah Nuklir Fukushima: Kejahatan terhadap Kemanusiaan!
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 05:15 WIB
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) meminta Jepang segera menghentikan pembuangan air limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke Samudera Pasifik.
Kecaman itu diungkapkan dalam pernyataan yang dibagikan kantor berita KCNA pada Kamis (24/8/2023).
“Tindakan Jepang tersebut sangat mengancam kehidupan, keselamatan, dan masa depan umat manusia,” ungkap Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut.
Korea Utara lebih lanjut menuduh Jepang melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan” dan menuntut agar Jepang bertanggung jawab.
Pernyataan tersebut muncul setelah Jepang mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari lokasi bencana nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011 ke Samudera Pasifik.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sebelumnya mengumumkan rencana tersebut mencakup pembuangan sekitar 1,3 juta metrik ton air limbah.
Tokyo menekankan langkah tersebut telah disetujui Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pengawas nuklir PBB menyetujui rencana Jepang bulan lalu, dengan menyatakan pengujian independen di lokasi menunjukkan konsentrasi tritium di dalam air jauh di bawah batas operasional, dan dampak tindakan tersebut terhadap manusia dan lingkungan adalah “dapat diabaikan.”
Operator pembangkit listrik tenaga listrik Fukushima Tokyo Electric Power (TEPCO) juga menerbitkan hasil tes pada Kamis yang mengklaim air tersebut mengandung hingga 63 becquerel (satu unit radioaktivitas) tritium per liter, jauh di bawah batas air minum WHO yaitu 10.000 becquerel per liter.
Kecaman itu diungkapkan dalam pernyataan yang dibagikan kantor berita KCNA pada Kamis (24/8/2023).
“Tindakan Jepang tersebut sangat mengancam kehidupan, keselamatan, dan masa depan umat manusia,” ungkap Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut.
Korea Utara lebih lanjut menuduh Jepang melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan” dan menuntut agar Jepang bertanggung jawab.
Pernyataan tersebut muncul setelah Jepang mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari lokasi bencana nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011 ke Samudera Pasifik.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sebelumnya mengumumkan rencana tersebut mencakup pembuangan sekitar 1,3 juta metrik ton air limbah.
Tokyo menekankan langkah tersebut telah disetujui Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pengawas nuklir PBB menyetujui rencana Jepang bulan lalu, dengan menyatakan pengujian independen di lokasi menunjukkan konsentrasi tritium di dalam air jauh di bawah batas operasional, dan dampak tindakan tersebut terhadap manusia dan lingkungan adalah “dapat diabaikan.”
Baca Juga
Operator pembangkit listrik tenaga listrik Fukushima Tokyo Electric Power (TEPCO) juga menerbitkan hasil tes pada Kamis yang mengklaim air tersebut mengandung hingga 63 becquerel (satu unit radioaktivitas) tritium per liter, jauh di bawah batas air minum WHO yaitu 10.000 becquerel per liter.
tulis komentar anda