Hamil akibat Diperkosa Ayah Tiri, Anak Gadis 11 Tahun Ini Diizinkan Aborsi
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 02:17 WIB
LIMA - Seorang anak gadis berusia 11 tahun yang menjadi korban pemerkosaan di Peru telah diizinkan melakukan aborsi selama akhir pekan setelah pemerintah mendapat tekanan dari PBB.
Pemerintah Peru pada awalnya menolak prosedur tersebut, yang kemudian menjadi sorotan berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM).
Menurut laporan polisi, anak gadis itu, yang secara publik hanya diidentifikasi dengan inisial "M", telah diperkosa selama bertahun-tahun oleh ayah tirinya.
Awal bulan ini, M—yang hamil mendekati 18 minggu—ditolak di sebuah rumah sakit di wilayah Amazon Loreto, yang menolak untuk melakukan aborsi.
Kasus tersebut menimbulkan kehebohan dan setelah PBB mendesak pemerintah Peru untuk campur tangan, M dibawa ke Ibu Kota Peru; Lima, dan dokter negara mengizinkan aborsi.
Dia sekarang pulih dengan baik. Direktur organisasi feminis non-pemerintah; PROMSEX, Susana Chavez, mengatakan M akan tetap dalam perawatan negara setelah dipulangkan.
Tapi, kata Chavez kepada Reuters, pengalaman M menyoroti kegagalan negara untuk melindungi anak-anak korban pelecehan seksual. Dia menambahkan kemungkinan ada lebih banyak pemerkosaan terhadap anak di bawah umur daripada yang dilaporkan.
"Kami memperkirakan bahwa untuk setiap gadis hamil yang datang ke rumah sakit, setidaknya ada 10...korban pelecehan seksual," kata Chavez, yang dilansir Kamis (17/8/2023).
Data resmi menunjukkan kelahiran hidup pada anak perempuan antara usia 10 hingga 14 tahun di Peru naik 14% tahun lalu menjadi 1.625. Pada paruh pertama tahun ini, tercatat 14.500 serangan seksual, 70% di antaranya melibatkan anak di bawah 17 tahun.
Aborsi hanya legal di Peru jika nyawa ibu terancam, dan Chavez mengatakan bahkan saat itu akses diblokir oleh reaksi "ultra-konservatif".
Pihak berwenang kini sedang mencari ayah tiri M, yang sempat ditangkap pada bulan Juli namun kemudian dibebaskan dengan alasan tidak cukup bukti.
Keputusan hakim untuk membebaskannya dikritik secara luas dan Presiden Dina Boluarte menuntut "penangkapan segera". Keberadaannya saat ini tidak diketahui.
Pemerintah Peru pada awalnya menolak prosedur tersebut, yang kemudian menjadi sorotan berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM).
Menurut laporan polisi, anak gadis itu, yang secara publik hanya diidentifikasi dengan inisial "M", telah diperkosa selama bertahun-tahun oleh ayah tirinya.
Awal bulan ini, M—yang hamil mendekati 18 minggu—ditolak di sebuah rumah sakit di wilayah Amazon Loreto, yang menolak untuk melakukan aborsi.
Kasus tersebut menimbulkan kehebohan dan setelah PBB mendesak pemerintah Peru untuk campur tangan, M dibawa ke Ibu Kota Peru; Lima, dan dokter negara mengizinkan aborsi.
Dia sekarang pulih dengan baik. Direktur organisasi feminis non-pemerintah; PROMSEX, Susana Chavez, mengatakan M akan tetap dalam perawatan negara setelah dipulangkan.
Tapi, kata Chavez kepada Reuters, pengalaman M menyoroti kegagalan negara untuk melindungi anak-anak korban pelecehan seksual. Dia menambahkan kemungkinan ada lebih banyak pemerkosaan terhadap anak di bawah umur daripada yang dilaporkan.
"Kami memperkirakan bahwa untuk setiap gadis hamil yang datang ke rumah sakit, setidaknya ada 10...korban pelecehan seksual," kata Chavez, yang dilansir Kamis (17/8/2023).
Data resmi menunjukkan kelahiran hidup pada anak perempuan antara usia 10 hingga 14 tahun di Peru naik 14% tahun lalu menjadi 1.625. Pada paruh pertama tahun ini, tercatat 14.500 serangan seksual, 70% di antaranya melibatkan anak di bawah 17 tahun.
Aborsi hanya legal di Peru jika nyawa ibu terancam, dan Chavez mengatakan bahkan saat itu akses diblokir oleh reaksi "ultra-konservatif".
Pihak berwenang kini sedang mencari ayah tiri M, yang sempat ditangkap pada bulan Juli namun kemudian dibebaskan dengan alasan tidak cukup bukti.
Keputusan hakim untuk membebaskannya dikritik secara luas dan Presiden Dina Boluarte menuntut "penangkapan segera". Keberadaannya saat ini tidak diketahui.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda