Menlu Italia: Tidak Ada Bukti Rusia Terlibat Kudeta Niger

Jum'at, 04 Agustus 2023 - 17:01 WIB
Pasukan keamanan Niger bersiap membubarkan demonstran pro-junta yang berkumpul di luar kedutaan Prancis, di Niamey, ibu kota Niger, 30 Juli 2023. Foto/REUTERS/Souleymane Ag Anara
ROMA - Pemerintah Italia tidak memiliki bukti Rusia terlibat dalam kudeta militer di Niger. Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Antonio Tajani menjelaskan hal itu kepada harian La Repubblica, Kamis (3/8/2023).

Dia mengakui, gejolak di Niger mengejutkan Amerika Serikat (AS) dan Prancis.

Moskow mengutuk kudeta Rabu lalu sebagai pelanggaran terhadap konstitusi Nigeria dan meminta semua pihak menahan diri dari kekerasan.

ECOWAS, blok negara-negara Afrika Barat yang didukung Barat, telah memberlakukan sanksi terhadap junta di Niamey dan mengancam intervensi militer untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Mohamed Bazoum.



“Kami tidak memiliki informasi tentang keterlibatan Rusia dalam peristiwa Nigeria, atau persiapan kudeta,” ujar Tajani kepada media ketika ditanya apakah Moskow memainkan semacam permainan di negara Sahel.

Dia menolak pengunjuk rasa Niger yang membawa foto Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "lebih anti-Prancis daripada yang lainnya."

“Banyak, mungkin semua di Eropa, terkejut oleh kudeta tersebut,” papar Tajani. "Tidak ada yang tahu tentang itu, baik AS maupun Prancis."



Kedua negara memiliki lebih dari 1.000 tentara di Niger dan pangkalan drone untuk operasi kontra-terorisme.

“Ada 350 tentara Italia saat ini di Niger, dan mereka tetap tinggal di barak mereka untuk saat ini,” ungkap menteri luar negeri Italia.

Pihak berwenang Niger juga tidak tahu apa-apa, menurut Tajani. Dia mencatat Perdana Menteri (PM) Niger Uhumudu Mahamadou berada di Roma untuk menghadiri KTT pangan PBB.

Ketika didesak tentang peran Rusia di wilayah tersebut, dia mengatakan, “Dugaan kehadiran anggota Wagner Group adalah masalah lain dan Rusia telah menyusup ke wilayah itu dengan terampil selama bertahun-tahun.”

“Italia menyukai upaya diplomatik apa pun untuk menemukan kesepakatan,” papar Tajani kepada La Repubblica.

Dia menegaskan, “Demokrasi harus dipulihkan. Tapi kami ingin solusi damai ditemukan. Kami juga selalu menentang usulan intervensi militer Eropa.”

Dia menambahkan Menlu Prancis Catherine Colonna "tidak pernah" membicarakan masalah intervensi dengannya.

Tetangga Niger, Mali dan Burkina Faso, mengatakan intervensi militer asing akan menjadi deklarasi perang terhadap mereka juga.

Sementara itu, Kepala Wagner Group Yevgeny Prigozhin menggambarkan peristiwa di Niger sebagai pemberontakan rakyat yang dibenarkan terhadap eksploitasi Barat, mengutip contoh uranium yang dikirim ke Prancis.

Dia berargumen orang-orang Niger “ditakuti selama beberapa dekade” oleh gerombolan teroris yang didukung Barat, dan kehadiran mereka kemudian dikutip untuk membenarkan pengerahan pasukan Barat ke negara Afrika Barat itu.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More