Menhan Ukraina Ungkap Penyebab Kegagalan Serangan Balik Kiev
Selasa, 25 Juli 2023 - 16:05 WIB
KIEV - Serangan balasan Ukraina telah terlambat dari jadwal karena ladang ranjau Rusia yang mematikan dan kurangnya senjata pertahanan udara.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Aleksey Reznikov mengakui hal itu di tengah munculnya kekecewaan Barat atas kegagalan serangan balasan Kiev.
“Ini masalah pertahanan udara. Ini adalah pertanyaan bahwa kami juga memiliki garis medan perang yang sangat panjang,” ujar Reznikov kepada CNN dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (24/7/2023).
Dia menambahkan, “Pasukan Ukraina menghadapi sejumlah besar musuh."
Reznikov menjelaskan, “Sangat sulit untuk menerobos ladang ranjau Rusia yang luas di seberang front selatan.”
Namun, dia mengaku “tidak khawatir” dengan situasi di lapangan karena “kesalahpahaman bahwa setiap serangan balasan harus dilakukan dengan cepat.”
Komentar menhan itu datang setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui operasi serangan balasan yang diluncurkan pada awal Juni berjalan "lebih lambat dari yang diinginkan."
Dorongan yang sangat diantisipasi telah gagal menghasilkan keuntungan teritorial yang signifikan, karena kolom lapis baja Ukraina menderita kerugian besar saat menyerang posisi pertahanan Rusia.
Selama dua pekan pertama serangan balasan, sebanyak 20% senjata yang dikerahkan oleh Kiev rusak atau hancur, menurut Washington Post, yang mengutip pejabat AS dan Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa sebanyak 15 tank tempur utama Leopard buatan Jerman dan lebih dari 20 kendaraan tempur infanteri Bradley yang dipasok AS dihancurkan dalam satu hari.
Moskow sebelumnya memperingatkan pengiriman senjata berat Barat tidak akan mengubah jalannya konflik.
Militer Rusia mulai menyerang sasaran di pelabuhan Laut Hitam Odessa pekan lalu, sebagai tanggapan atas serangan di jembatan utama yang menghubungkan Crimea ke daratan Rusia.
CNN melaporkan pertahanan udara Ukraina di Odessa telah menunjukkan “tingkat keberhasilan yang jauh lebih rendah” dibandingkan dengan kinerja mereka di wilayah Kiev.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya hanya menargetkan situs militer.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Aleksey Reznikov mengakui hal itu di tengah munculnya kekecewaan Barat atas kegagalan serangan balasan Kiev.
“Ini masalah pertahanan udara. Ini adalah pertanyaan bahwa kami juga memiliki garis medan perang yang sangat panjang,” ujar Reznikov kepada CNN dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (24/7/2023).
Dia menambahkan, “Pasukan Ukraina menghadapi sejumlah besar musuh."
Reznikov menjelaskan, “Sangat sulit untuk menerobos ladang ranjau Rusia yang luas di seberang front selatan.”
Namun, dia mengaku “tidak khawatir” dengan situasi di lapangan karena “kesalahpahaman bahwa setiap serangan balasan harus dilakukan dengan cepat.”
Komentar menhan itu datang setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui operasi serangan balasan yang diluncurkan pada awal Juni berjalan "lebih lambat dari yang diinginkan."
Dorongan yang sangat diantisipasi telah gagal menghasilkan keuntungan teritorial yang signifikan, karena kolom lapis baja Ukraina menderita kerugian besar saat menyerang posisi pertahanan Rusia.
Selama dua pekan pertama serangan balasan, sebanyak 20% senjata yang dikerahkan oleh Kiev rusak atau hancur, menurut Washington Post, yang mengutip pejabat AS dan Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa sebanyak 15 tank tempur utama Leopard buatan Jerman dan lebih dari 20 kendaraan tempur infanteri Bradley yang dipasok AS dihancurkan dalam satu hari.
Moskow sebelumnya memperingatkan pengiriman senjata berat Barat tidak akan mengubah jalannya konflik.
Militer Rusia mulai menyerang sasaran di pelabuhan Laut Hitam Odessa pekan lalu, sebagai tanggapan atas serangan di jembatan utama yang menghubungkan Crimea ke daratan Rusia.
CNN melaporkan pertahanan udara Ukraina di Odessa telah menunjukkan “tingkat keberhasilan yang jauh lebih rendah” dibandingkan dengan kinerja mereka di wilayah Kiev.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya hanya menargetkan situs militer.
(sya)
tulis komentar anda