Balas Serangan Jembatan Crimea, Rusia Hancurkan Pangkalan Drone Ukraina
Selasa, 18 Juli 2023 - 17:46 WIB
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan yang dilakukan pihak militer telah menghancurkan fasilitas Ukraina yang digunakan untuk mempersiapkan serangan teroris. Itu dilakukan sebagai pembalasan atas serangan terhadap Jembatan Crimea hari Senin kemarin, yang merenggut dua nyawa warga sipil dan menyebabkan satu anak terluka.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya dalam semalam meluncurkan "serangan balasan kelompok" menggunakan senjata presisi tinggi berbasis laut. Serangan itu ditujukan ke fasilitas yang digunakan untuk mempersiapkan "aksi teroris" terhadap Rusia yang melibatkan drone, serta galangan kapal di kota Odessa, Ukraina selatan yang memproduksinya.
Selain itu, rentetan serangan tersebut menargetkan depot di Odessa dan Nikolaev yang berisi sekitar 70.000 ton bahan bakar yang ditujukan untuk militer Ukraina.
“Semua target yang ditentukan telah tercapai. Kebakaran dan peledakan telah didaftarkan di fasilitas yang hancur,” menurut pernyataan itu seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (18/7/2023).
Kepala administrasi Odessa, Sergey Bratchuk, melaporkan serangan roket ke kota itu yang melibatkan enam rudal Kalibr, tetapi mengklaim bahwa semuanya telah jatuh. Namun, dia mencatat bahwa fasilitas infrastruktur pelabuhan dan beberapa bangunan lainnya rusak akibat serangan tersebut.
Sedangkan kepala administrasi Nikolaev, Vitaly Kim, mengatakan serangan itu menghantam sebuah fasilitas industri, menyebabkan kebakaran yang segera dipadamkan.
Rekaman yang tidak diverifikasi beredar di media sosial menunjukkan pertahanan udara Ukraina menembaki target yang tidak diketahui di Wilayah Odessa, dengan ledakan dahsyat terjadi beberapa detik kemudian. Media lokal menyatakan bahwa serangan itu dapat menghancurkan sistem pertahanan udara Gepard yang dipasok Jerman.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya dalam semalam meluncurkan "serangan balasan kelompok" menggunakan senjata presisi tinggi berbasis laut. Serangan itu ditujukan ke fasilitas yang digunakan untuk mempersiapkan "aksi teroris" terhadap Rusia yang melibatkan drone, serta galangan kapal di kota Odessa, Ukraina selatan yang memproduksinya.
Selain itu, rentetan serangan tersebut menargetkan depot di Odessa dan Nikolaev yang berisi sekitar 70.000 ton bahan bakar yang ditujukan untuk militer Ukraina.
“Semua target yang ditentukan telah tercapai. Kebakaran dan peledakan telah didaftarkan di fasilitas yang hancur,” menurut pernyataan itu seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (18/7/2023).
Kepala administrasi Odessa, Sergey Bratchuk, melaporkan serangan roket ke kota itu yang melibatkan enam rudal Kalibr, tetapi mengklaim bahwa semuanya telah jatuh. Namun, dia mencatat bahwa fasilitas infrastruktur pelabuhan dan beberapa bangunan lainnya rusak akibat serangan tersebut.
Sedangkan kepala administrasi Nikolaev, Vitaly Kim, mengatakan serangan itu menghantam sebuah fasilitas industri, menyebabkan kebakaran yang segera dipadamkan.
Rekaman yang tidak diverifikasi beredar di media sosial menunjukkan pertahanan udara Ukraina menembaki target yang tidak diketahui di Wilayah Odessa, dengan ledakan dahsyat terjadi beberapa detik kemudian. Media lokal menyatakan bahwa serangan itu dapat menghancurkan sistem pertahanan udara Gepard yang dipasok Jerman.
tulis komentar anda