Penyakit Langka Serang 200 Orang, Negara Amerika Latin Terapkan Status Darurat
Senin, 10 Juli 2023 - 20:02 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan sindrom Guillain-Barre sebagai kondisi langka di mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang saraf tepi.
Hal ini menyebabkan hilangnya kontrol otot sementara serta tidak adanya kemampuan merasakan sakit, suhu atau sentuhan.
Sebagian besar pasien dikatakan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi.
Namun, GBS bisa mengancam nyawa, terutama bila otot dada terpengaruh, membuat sulit bernapas.
Kondisi tersebut juga dapat membuat pasien tidak dapat berbicara atau menelan. Dalam kasus ekstrim seperti itu, pasien ditempatkan di unit perawatan intensif untuk pemantauan konstan.
Rata-rata, 3%–5% penderita GBS akhirnya meninggal akibat komplikasi.
Penyakit ini sering didahului oleh infeksi bakteri atau virus, atau dengan pemberian vaksin atau pembedahan.
GBS sering terjadi terutama pada pasien virus Zika, dengan patogen diyakini sebagai pemicunya.
Saat ini tidak ada obat untuk GBS, dan dokter hanya meringankan gejalanya dan mencoba mempersingkat durasi kondisi tersebut.
Hal ini menyebabkan hilangnya kontrol otot sementara serta tidak adanya kemampuan merasakan sakit, suhu atau sentuhan.
Sebagian besar pasien dikatakan pulih sepenuhnya tanpa komplikasi.
Namun, GBS bisa mengancam nyawa, terutama bila otot dada terpengaruh, membuat sulit bernapas.
Kondisi tersebut juga dapat membuat pasien tidak dapat berbicara atau menelan. Dalam kasus ekstrim seperti itu, pasien ditempatkan di unit perawatan intensif untuk pemantauan konstan.
Rata-rata, 3%–5% penderita GBS akhirnya meninggal akibat komplikasi.
Penyakit ini sering didahului oleh infeksi bakteri atau virus, atau dengan pemberian vaksin atau pembedahan.
GBS sering terjadi terutama pada pasien virus Zika, dengan patogen diyakini sebagai pemicunya.
Saat ini tidak ada obat untuk GBS, dan dokter hanya meringankan gejalanya dan mencoba mempersingkat durasi kondisi tersebut.
(sya)
tulis komentar anda