Israel Sebut Tak Akan Lagi Serang Situs Nuklir Iran, Kenapa?

Minggu, 02 Juli 2023 - 02:21 WIB
Israel sebut tidak akan lagi menyerang situs nuklir Iran. Foto/Miriam Alster/Flash90
TEL AVIV - Israel tidak akan menyerang situs nuklir Iran lagi. Demikian disampaikan Tzachi Hanegbi, penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Alasan perubahan kebijakan yang tidak biasa ini, kata Hanegbi, karena pembicaraan antara Teheran dan Washington telah berusaha untuk mendinginkan ketegangan.

Hanegbi mengatakan masih belum jelas apa yang akan terjadi dari pembicaraan yang dilakukan sekutu utama Israel; Amerika Serikat (AS), dengan Iran dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya untuk menguraikan langkah-langkah yang dapat membatasi program nuklir Teheran dan mengurangi ketegangan.



Baca Juga: Israel Klaim Superioritas Udaranya Akan Pukul Mundur Iran Ribuan Kilometer

Meskipun demikian, lanjut dia, tidak ada kesepakatan yang akan mewajibkan Israel, yang memandang Iran ingin memiliki senjata nuklir sebagai ancaman nyata.

Ditanya apakah keputusan Israel tentang serangan pendahuluan terhadap Iran lebih dekat, Hanegbi mengatakan: "Kami tidak semakin dekat karena Iran telah berhenti, untuk sementara waktu sekarang, mereka tidak memperkaya uranium ke tingkat yang menurut pandangan kami adalah garis merah."

"Tapi itu bisa terjadi. Jadi kami bersiap untuk saat ini, jika itu datang, di mana kami harus membela rakyat Israel melawan rezim fanatik yang ingin memusnahkan kami dan dipersenjatai dengan senjata pemusnah massal," lanjut Hanegbi kepada Channel 13, yang dilansir Reuters, Sabtu (1/7/2023).

Netanyahu telah menetapkan "garis merah" pada pengayaan uranium Iran pada kemurnian fisil 90% level bom. Iran telah meningkatkan pengayaan hingga kemurnian 60% dalam beberapa tahun terakhir.

Setelah gagal menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang telah membatasi pengayaan Teheran sebesar 3,67%, pejabat Iran dan Barat telah bertemu untuk membuat sketsa langkah-langkah yang dapat mengekang kerja program nuklirnya yang berkembang pesat.

Perjanjian tahun 2015 membatasi pengayaan uranium Iran untuk mempersulit Teheran dalam mengembangkan sarana untuk memproduksi senjata nuklir. Iran selama ini menyangkal memiliki ambisi seperti itu.

Lalu, AS di bawah Presiden Donald Trump membatalkan pakta tersebut pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Teheran menanggapi dengan secara bertahap bergerak melampaui pembatasan pengayaan kesepakatan.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More