Tak Direstui Gabung NATO, Ukraina Bakal Di-Israel-kan oleh AS
Kamis, 15 Juni 2023 - 07:00 WIB
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden enggan menawarkan keanggotaan penuh NATO kepada Ukraina. Sebaliknya, Washington mendorong "model Israel" untuk Kyiv, yang berarti komitmen batas waktu untuk mempertahankan pasokan senjata Barat ke negara tersebut.
Niat Amerika itu diungkap The New York Times dalam laporannya pada hari Rabu (14/6/2023).
Menurut laporan tersebut, Amerika dan beberapa negara NATO di Eropa Timur tidak akan memberikan jaminan pertahanan kolektif untuk Ukraina layaknya anggota aliansi.
Mengutip para pejabat yang mengetahui musyawarah tersebut, laporan itu menjelaskan bahwa komitmen yang mungkin untuk Kyiv akan lebih pendek dari perjanjian sepuluh tahun yang ditandatangani dengan Israel.
Para penentang aksesi Ukraina ke NATO khawatir bergabungnya Kyiv akan semakin meningkatkan krisis dengan Moskow.
Mereka berpendapat bahwa dengan bergabung dengan organisasi tersebut, Ukraina akan memainkan “narasi Rusia” tentang sifat konflik.
Pejabat Rusia menggambarkan permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang dipimpin Amerika Serikat melawan negara mereka. Moskow juga beberapa kali menyebut bahwa ekspansi NATO di Eropa sebagai salah satu penyebab utama konflik saat ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan telah mengancam akan memboikot KTT NATO yang akan datang di Vilnius, Lithuania, kecuali negaranya diberi peta jalan untuk menjadi anggota.
Sumber The New York Times mengatakan Jerman adalah satu-satunya anggota blok militer yang sepenuhnya memihak Biden dalam masalah ini.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang bertemu dengan pemimpin AS awal pekan ini, dilaporkan menyarankan proposal "kompromi" kepada Kyiv. Itu akan memerlukan janji untuk mempertahankan aliran senjata terlepas dari hasil serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung.
Representasi Kyiv di blok NATO juga akan ditingkatkan ke tingkat dewan, yang dulu dimiliki Rusia sebelum hubungannya dengan Barat memburuk. "Kemudian, Ukraina dapat memainkan peran di dalam NATO seperti yang pernah dilakukan Rusia," tulis surat kabar Amerika itu dalam laporannya.
Niat Amerika itu diungkap The New York Times dalam laporannya pada hari Rabu (14/6/2023).
Menurut laporan tersebut, Amerika dan beberapa negara NATO di Eropa Timur tidak akan memberikan jaminan pertahanan kolektif untuk Ukraina layaknya anggota aliansi.
Mengutip para pejabat yang mengetahui musyawarah tersebut, laporan itu menjelaskan bahwa komitmen yang mungkin untuk Kyiv akan lebih pendek dari perjanjian sepuluh tahun yang ditandatangani dengan Israel.
Para penentang aksesi Ukraina ke NATO khawatir bergabungnya Kyiv akan semakin meningkatkan krisis dengan Moskow.
Mereka berpendapat bahwa dengan bergabung dengan organisasi tersebut, Ukraina akan memainkan “narasi Rusia” tentang sifat konflik.
Pejabat Rusia menggambarkan permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang dipimpin Amerika Serikat melawan negara mereka. Moskow juga beberapa kali menyebut bahwa ekspansi NATO di Eropa sebagai salah satu penyebab utama konflik saat ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan telah mengancam akan memboikot KTT NATO yang akan datang di Vilnius, Lithuania, kecuali negaranya diberi peta jalan untuk menjadi anggota.
Sumber The New York Times mengatakan Jerman adalah satu-satunya anggota blok militer yang sepenuhnya memihak Biden dalam masalah ini.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang bertemu dengan pemimpin AS awal pekan ini, dilaporkan menyarankan proposal "kompromi" kepada Kyiv. Itu akan memerlukan janji untuk mempertahankan aliran senjata terlepas dari hasil serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung.
Representasi Kyiv di blok NATO juga akan ditingkatkan ke tingkat dewan, yang dulu dimiliki Rusia sebelum hubungannya dengan Barat memburuk. "Kemudian, Ukraina dapat memainkan peran di dalam NATO seperti yang pernah dilakukan Rusia," tulis surat kabar Amerika itu dalam laporannya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda