5 Orang Tewas dalam Penembakan Dekat Sinagoga Tertua di Afrika
Rabu, 10 Mei 2023 - 23:49 WIB
TUNIS - Dua jemaah dan tiga petugas keamanan tewas dalam serangan senjata di dekat sinagoga tertua di Afrika, di Pulau Djerba, Tunisia.
Serangan itu terjadi selama ziarah tahunan ke pulau itu, yang menarik pengunjung Yahudi dari Eropa dan Israel.
Seorang penjaga dilaporkan menembak mati rekannya sebelum menembaki pengunjung dan petugas di dekat sinagog Ghriba sebelum bunuh diri. Motivasinya tidak jelas.
Diketahui, dua jemaah yang tewas dalam peristiwa itu masih mempunyai hubungan saudara.
Mereka disebut oleh media Israel sebagai warga negara Prancis Benjamin Haddad (42) dan Aviel Haddad (30), yang memiliki kewarganegaraan ganda Tunisia dan Israel.
"Mereka ditembak - dibunuh dengan darah dingin. Mereka baru saja berada di tempat parkir dan seharusnya masuk, di depan pintu masuk untuk pemeriksaan keamanan," kata kerabat korban, Mordechai Madar, kepada stasiun radio Israel 103FM seperti dikutip dari BBC, Rabu (10/5/2023).
Kantor berita Reuters melaporkan mantan menteri pariwisata Tunisia Rene Trabelsi, yang mengorganisir ziarah dan berada di dalam pada saat itu, mengatakan kedua sepupu itu berusaha bersembunyi di balik bus di luar sinagoga.
"Kami mendengar tembakan dan tahu itu terkait dengan serangan," katanya.
Empat pengunjung lain dan empat petugas keamanan juga terluka.
Video yang diposting di dunia maya, yang belum diverifikasi secara independen, menunjukkan pengunjung berlarian saat suara tembakan terdengar.
Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan bahwa penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui motif serangan "pengecut".
"Pemerintah Prancis mengutuk tindakan keji ini dengan sangat keras," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Anne-Claire Legendre.
Mengutip penyelenggara setempat, kantor berita AFP melaporkan bahwa lebih dari 5.000 orang Yahudi berpartisipasi dalam ziarah tahun 2022 ke Ghriba.
Ini bukan pertama kalinya sinagoga berusia 2.500 tahun itu menjadi sasaran serangan.
Pada tahun 2002 sebuah serangan bom, yang diklaim oleh militan Islam al-Qaeda, menewaskan lebih dari 20 orang di pulau itu.
Ziarah tahunan ke Djerba - sekitar 500 km dari ibu kota Tunis - mendapat pengamanan ketat sejak pengeboman itu.
Tunisia adalah negara mayoritas Muslim, tetapi Djerba adalah rumah bagi ratusan orang Yahudi.
Serangan itu terjadi selama ziarah tahunan ke pulau itu, yang menarik pengunjung Yahudi dari Eropa dan Israel.
Seorang penjaga dilaporkan menembak mati rekannya sebelum menembaki pengunjung dan petugas di dekat sinagog Ghriba sebelum bunuh diri. Motivasinya tidak jelas.
Diketahui, dua jemaah yang tewas dalam peristiwa itu masih mempunyai hubungan saudara.
Mereka disebut oleh media Israel sebagai warga negara Prancis Benjamin Haddad (42) dan Aviel Haddad (30), yang memiliki kewarganegaraan ganda Tunisia dan Israel.
"Mereka ditembak - dibunuh dengan darah dingin. Mereka baru saja berada di tempat parkir dan seharusnya masuk, di depan pintu masuk untuk pemeriksaan keamanan," kata kerabat korban, Mordechai Madar, kepada stasiun radio Israel 103FM seperti dikutip dari BBC, Rabu (10/5/2023).
Kantor berita Reuters melaporkan mantan menteri pariwisata Tunisia Rene Trabelsi, yang mengorganisir ziarah dan berada di dalam pada saat itu, mengatakan kedua sepupu itu berusaha bersembunyi di balik bus di luar sinagoga.
"Kami mendengar tembakan dan tahu itu terkait dengan serangan," katanya.
Empat pengunjung lain dan empat petugas keamanan juga terluka.
Video yang diposting di dunia maya, yang belum diverifikasi secara independen, menunjukkan pengunjung berlarian saat suara tembakan terdengar.
Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan bahwa penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui motif serangan "pengecut".
"Pemerintah Prancis mengutuk tindakan keji ini dengan sangat keras," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Anne-Claire Legendre.
Mengutip penyelenggara setempat, kantor berita AFP melaporkan bahwa lebih dari 5.000 orang Yahudi berpartisipasi dalam ziarah tahun 2022 ke Ghriba.
Ini bukan pertama kalinya sinagoga berusia 2.500 tahun itu menjadi sasaran serangan.
Pada tahun 2002 sebuah serangan bom, yang diklaim oleh militan Islam al-Qaeda, menewaskan lebih dari 20 orang di pulau itu.
Ziarah tahunan ke Djerba - sekitar 500 km dari ibu kota Tunis - mendapat pengamanan ketat sejak pengeboman itu.
Tunisia adalah negara mayoritas Muslim, tetapi Djerba adalah rumah bagi ratusan orang Yahudi.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda