Tragisnya Eks Wakil Menhan Iran Digantung karena Bocorkan Rahasia Nuklir ke Inggris

Selasa, 02 Mei 2023 - 06:10 WIB
Mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran Ali Reza Akbari digantung karena bocorkan program rahasia senjata nuklir kepada Inggris. Foto/REUTERS
TEHERAN - Iran telah mengeksekusi gantung mantan Wakil Menteri Pertahanan Ali Reza Akbari pada Januari karena membocorkan program rahasia senjata nuklir negaranya kepada Inggris.

Sekarang, laporan in-depth New York Times mengungkap bahwa Akbari, warga Iran-Inggris, memang benar-benar menjadi agen rahasia untuk badan intelijen Inggris; MI6.

Menurut laporan yang dirilis pada hari Senin (1/5/2023) tersebut, Akbari mulai membocorkan rahasia program senjata nuklir Iran ke Inggris pada tahun 2004 dan menyembunyikan aktivitasnya selama 15 tahun.



Laporan itu melanjutkan, pada tahun 2008, seorang perwira senior intelijen Inggris mengatakan kepada pejabat keamanan Israel selama pertemuan di Tel Aviv bahwa Inggris bekerja sama dengan seorang mata-mata Iran yang memiliki informasi penting tentang kegiatan nuklir Teheran.



Mengutip tiga pejabat intelijen dan keamanan nasional Barat, surat kabar Amerika Serikat (AS) itu melaporkan bahwa Inggris menyampaikan informasi dari Akbari ke Israel tentang kegiatan nuklir Iran di situs Fordo dan hubungan mereka dengan upaya negara itu untuk memproduksi senjata nuklir—informasi yang sebelumnya tidak diketahui pejabat intelijen Barat.

Iran telah lama membantah berambisi memiliki senjata nuklir dan mengatakan program nuklirnya untuk tujuan penelitian sipil, tetapi para pejabat Barat yakin negara itu secara aktif mengejar produksi senjata hingga setidaknya awal tahun 2000-an.

Pada 2019, laporan New York Times mengeklaim Iran dibantu oleh pejabat intelijen Rusia dalam menunjuk Akbari sebagai sumber kebocoran tentang aktivitas di Fordo. Surat kabar itu menulis bahwa tidak jelas bagaimana Rusia bisa menemukan ini.

Akbari juga dilaporkan menyerahkan nama sekitar 100 pejabat senior Iran kepada otoritas Inggris, termasuk nama ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh, yang terbunuh pada November 2020 dalam serangan yang dituduhkan Teheran kepada Israel.

Akbari, yang menjalankan lembaga think tank swasta, tidak terlihat di depan umum sejak 2019, ketika dia ditangkap.

Dia dieksekusi pada bulan Januari setelah dijatuhi hukuman mati karena—menurut situs web peradilan Iran—: “Korupsi di Bumi dan merusak keamanan internal dan eksternal negara dengan meneruskan intelijen”.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Akbari yang berusia 61 tahun telah memegang posisi tinggi dalam pembentukan pertahanan negara. Jabatannya termasuk wakil menteri pertahanan untuk urusan luar negeri dan posisi di sekretariat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Akbari juga pernah menjadi penasihat panglima Angkatan Laut, serta mengepalai divisi di pusat penelitian Kementerian Pertahanan.

Dalam video yang dirilis oleh media pemerintah setelah eksekusinya—yang disebut-sebut Iran sebagai pengakuan dan keluarganya mengatakan dipaksakan—Akbari mengatakan dia direkrut oleh intelijen Inggris pada tahun 2004 dengan janji visa untuk dia dan keluarganya.

Pihak berwenang tidak merilis rincian apapun tentang persidangannya. Mereka yang dituduh melakukan spionase dan kejahatan lain yang berkaitan dengan keamanan nasional biasanya diadili secara tertutup di mana kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan mereka tidak memilih pengacara mereka sendiri dan tidak diizinkan untuk melihat bukti yang memberatkan mereka.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan pada saat itu bahwa dia terkejut dengan eksekusi gantung Akbari.

“Ini adalah tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan oleh rezim barbar yang tidak menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri,” kata Sunak dalam sebuah pernyataan.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More