Apa Itu Neo Nazi, Ancaman Baru Amerika Serikat Selain Rusia dan China
Senin, 10 April 2023 - 15:06 WIB
WASHINGTON - Neo Nazi merupakan sebuah gerakan militan, social, dan politik pasca-Perang Dunia II. Gerakan ini berusaha hidup kembali dengan membawa pengaruh ideologi Nazi.
Kelompok ini menggunakan ideologi Nazi untuk menyebarkan kebencian dan supremasi ras kulit putih serta menyerang etnis minoritas dengan tujuan menciptakan negara fasis.
Salah satu negara yang saat ini mendapat serangan dari kelompok Neo Nazi adalah Amerika Serikat. Negara yang dipimpin Presiden Joe Biden ini juga menganggap bahwa kelompok baru Nazi itu bisa menjadi ancaman paling mematikan selain Rusia dan China.
Sejak berkembang pada tahun 2021, Neo Nazi sudah menjadi kelompok yang terorganisir. Sejumlah perwakilan di setiap negara telah membentuk jaringan internasional yang sangat kuat.
Untuk menambah jumlah anggotanya, mereka merekrut personel militer veteran dan militer yang aktif di negara besar seperti Amerika Serikat. Kelompok ini menganggap jika merekrut seorang militer akan mudah dalam membantu penyerangan terhadap minoritas dan penentang ideologi mereka.
Pada tahun 2022, terdapat 26 serangan fisik yang terjadi di seluruh wilayah Amerika Serikat. Jumlah serangan tersebut naik dari delapan di tahun sebelumnya. Sehingga hal itu menjadi indikasi bagi kelompok tersebut sangat berbahaya.
Selain militer, mereka juga merekrut anggota baru dengan sasaran para kelompok mafia dan geng AS seperti Patriot Front, Atomwaffen, Oath Keepers, dan gerakan Boogaloo.
Para geng tersebut sudah diberikan latihan militer layaknya militer aktif sebelum diterjunkan untuk melakukan penyerangan dan meruntuhkan infrastruktur publik, dengan tujuan untuk menjadi lebih militeristik dan profesional.
Dengan penampilannya itu, mereka juga kerap mengganggu militer dan politik pemerintah AS. Oleh karenanya, keberadaan mereka juga menjadi ancaman terhadap sistem kelangsungan demokrasi.
Hal itu juga disampaikan oleh Belfer Center dari Harvard School yang menganggap bahwa para angkatan bersenjata non-partisipan dari kelompok Neo Nazi akan mengganggu kelangsungan demokrasi dan memicu perpecahan di AS.
“Rumah yang terpecah belah tidak dapat bertahan. Jika masyarakat Amerika menjadi begitu terpolarisasi, sejumlah besar warga bersiap untuk saling berperang. Eksperimen Amerika Serikat dalam pemerintahan sendiri pada akhirnya bisa gagal,” katanya, seperti dilansir NZ Herald pada Minggu, (9/4/2023).
Kelompok ini menggunakan ideologi Nazi untuk menyebarkan kebencian dan supremasi ras kulit putih serta menyerang etnis minoritas dengan tujuan menciptakan negara fasis.
Neo Nazi Ancaman Bagi Amerika Serikat
Salah satu negara yang saat ini mendapat serangan dari kelompok Neo Nazi adalah Amerika Serikat. Negara yang dipimpin Presiden Joe Biden ini juga menganggap bahwa kelompok baru Nazi itu bisa menjadi ancaman paling mematikan selain Rusia dan China.
Sejak berkembang pada tahun 2021, Neo Nazi sudah menjadi kelompok yang terorganisir. Sejumlah perwakilan di setiap negara telah membentuk jaringan internasional yang sangat kuat.
Untuk menambah jumlah anggotanya, mereka merekrut personel militer veteran dan militer yang aktif di negara besar seperti Amerika Serikat. Kelompok ini menganggap jika merekrut seorang militer akan mudah dalam membantu penyerangan terhadap minoritas dan penentang ideologi mereka.
Pada tahun 2022, terdapat 26 serangan fisik yang terjadi di seluruh wilayah Amerika Serikat. Jumlah serangan tersebut naik dari delapan di tahun sebelumnya. Sehingga hal itu menjadi indikasi bagi kelompok tersebut sangat berbahaya.
Selain militer, mereka juga merekrut anggota baru dengan sasaran para kelompok mafia dan geng AS seperti Patriot Front, Atomwaffen, Oath Keepers, dan gerakan Boogaloo.
Para geng tersebut sudah diberikan latihan militer layaknya militer aktif sebelum diterjunkan untuk melakukan penyerangan dan meruntuhkan infrastruktur publik, dengan tujuan untuk menjadi lebih militeristik dan profesional.
Dengan penampilannya itu, mereka juga kerap mengganggu militer dan politik pemerintah AS. Oleh karenanya, keberadaan mereka juga menjadi ancaman terhadap sistem kelangsungan demokrasi.
Hal itu juga disampaikan oleh Belfer Center dari Harvard School yang menganggap bahwa para angkatan bersenjata non-partisipan dari kelompok Neo Nazi akan mengganggu kelangsungan demokrasi dan memicu perpecahan di AS.
“Rumah yang terpecah belah tidak dapat bertahan. Jika masyarakat Amerika menjadi begitu terpolarisasi, sejumlah besar warga bersiap untuk saling berperang. Eksperimen Amerika Serikat dalam pemerintahan sendiri pada akhirnya bisa gagal,” katanya, seperti dilansir NZ Herald pada Minggu, (9/4/2023).
(mas)
tulis komentar anda